By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
GoWest.IDGoWest.ID
  • Reportase
    ReportaseSimak lebih lanjut
    Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo Sudah Tiba di Indonesia
    11 jam lalu
    Pertama dalam Sejarah AS, Ketua DPR Dilengserkan Anggotanya
    12 jam lalu
    Viral Pedagang Pasar Tos 3000 Batam Temukan Uang Palsu Pecahan Rp 100 Ribu
    13 jam lalu
    Dualisme Otorita – Pemko Batam dan Tata Guna Lahan
    13 jam lalu
    Kabut Asap di Malaysia Makin Parah, Sekolah Bersiap Diliburkan
    14 jam lalu
  • Ragam
    RagamSimak lebih lanjut
    Jepang vs Korea Selatan di Final Asian Games 2023
    11 jam lalu
    Marc Marquez Pisah Jalan dengan Honda
    12 jam lalu
    Hari Batik Nasional 2023, Momen Infinite Learning Rayakan Warisan dan Budaya
    20 jam lalu
    Patung Jenderal Iran Gagalkan Pertandingan Liga Champions Asia
    2 hari lalu
    Atlit Layar Kepri Ikuti Pra PON, Jaga Tradisi Medali Emas PON
    2 hari lalu
  • Data
    DataSimak lebih lanjut
    Tengku Sulung
    2 jam lalu
    Engku Puteri
    14 jam lalu
    Raja Haji Fisabilillah
    2 hari lalu
    Raja Ali Kelana
    3 hari lalu
    Situs Sejarah Pulau Penyengat
    7 hari lalu
  • Program
    ProgramSimak lebih lanjut
    “Soerya Belajar Lagi” | On Location
    7 hari lalu
    “Batam Punya Tiga Musim?” | On Location
    2 minggu lalu
    “Nuansa Kapal Pesiar di Hotel Bintang 4 Batam” | On Location
    4 minggu lalu
    “Mengapa Perlu Naik Trans Batam?” | On Location
    1 bulan lalu
    Kebun Raya Batam; “Perlu Komitmen Total” | On Location
    1 bulan lalu
  • Sudah Punya Akun?
Sebaran
  •  
    Relokasi Warga Rempang Bakal Diatur Perpres...
    PEMERINTAH masih terus berupaya melakukan pendekatan kepada masyarakat di Pulau Rempang, sehubu
    326 Sebaran
  •  
    “Gegara Sebar Hoax; UAS Ditangkap”...
    JARIMU harimaumu. Berhati-hati dalam mengabarkan informasi. Salah-salah, bisa dipanggil polisi.Dafta
    286 Sebaran
  •  
    Festival Kue Bulan Digelar di Kota Lama...
    FESTIVAL kue bulan (Mooncake) tahun 2023, digelar di kawasan Kota Lama, Tanjungpinang, Jumat (29/9/2
    319 Sebaran
  •  
    Oknum PNS Pemprov Kepri Habisi Nyawa WN Singapura...
    Jasad Korban Dibuang di Jembatan 3 Barelang SEORANG oknum Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau Aparatur S
    343 Sebaran
  •  
    Dua Maling Kambuhan Sadis Tertangkap di Rumah Kos...
    DUA tersangka pelaku pencurian dengan pemberatan di rumah kos kawasan Batu 12 Tanjungpinang, diamank
    337 Sebaran
Menyimak: Sayuti Melik dalam Gerakan Bawah Tanah Singapura
Sebar
Notifikasi Simak lebih lanjut
Aa
Aa
GoWest.IDGoWest.ID
  • Reportase
  • Ragam
  • Program
  • Data
  • Reportase
    • Artikel
    • Serial
    • In Depth
    • Cerita Foto
    • Berita Video
  • Ragam
    • Budaya
    • Pendidikan
    • Sports
    • Histori
    • Catatan Netizen
  • Data
  • Yang Lain
    • Tentang Kami
    • Privacy Policy
    • Disclaimer
    • Pedoman Media Siber
Sudah Punya Akun di GoWest.ID? Sign In
Ikuti Kami
  • Advertorial
© 2016 - 2023 Indonesia Multimedia GoWest. All Rights Reserved.
Histori

Sayuti Melik dalam Gerakan Bawah Tanah Singapura

Yunus Suchari
Update Terakhir 2022/09/23 at 7:21 AM
Editor Yunus Suchari 1 tahun lalu 502 disimak
Sebar
Sebar
210
SEBARAN
ShareWhatsappTelegram

SAYUTI Melik, yang kelak dikenal sebagai pengetik naskah Proklamasi, pernah ditangkap pemerintah kolonial Belanda karena dituduh terlibat dalam pemberontakan PKI pada 1926. Setelah ditahan sebentar di Banyumas, dia diasingkan ke Boven Digul, Papua pada 1927. Dia baru dibebaskan pada 1930. Setelah itu, dia bekerja di kapal pengangkut sapi dan babi.

“Sekembalinya dari Digul, Mas Yuti jadi tukan transport sapi dan babi. Dari Bali dibawanya sapi dan babi ke Singapura. Begitu mondar-mandir. Tapi kemudian tinggal di Singapura beberapa lamanya dia,” tulis Minggu Pagi, 11 Maret 1951.

Sementara itu, Soebagijo I.N. dalam S.K. Trimurti, Wanita Pengabdi Bangsa menyebut Sayuti Melik memang berpetualang ke Malaya dan Singapura pasca pembebasannya. Di Singapura, ia menyamar sebagai kuli pelabuhan atau kuli angkut barang.

Di samping bekerja sebagai kuli, Sayuti Melik tetap melakukan aktivitas politik. Soebagijo menyebut Sayuti Melik ketahuan polisi Inggris ketika sedang mengetik naskah di sebuah kamar hotel.

“Polisi menjadi curiga, karena mana mungkin kuli dapat mengetik,” tulis Soebagijo. Soebagijo menyebut Sayuti Melik kemudian ditangkap dan dikembalikan ke Indonesia.

Cerita lebih terang dikisahkan Sayuti Melik sendiri dalam Wawancara dengan Sayuti Melik yang disusun Arief Priyadi, terbit pada 1986.

Selepas dari Digul, Sayuti Melik mendapat kabar bahwa ada seorang pejuang Indonesia di Singapura yang baru saja datang dari Amerika Serikat. Orang itu berharap ada pejuang Indonesia yang menemuinya. Sayuti Melik tentu saja tertarik.

Sebelum ke Singapura, Sayuti Melik keliling pulau Jawa dengan sepeda. Menemui kawan-kawan lamanya, terutama para Digulis. Setelah itu, sampailah ia di Bali. Dari Buleleng Bali, ia berangkat ke Singapura.

Sayuti Melik tentu saja harus menyamar. Ia bekerja sebagai kuli pada kapal angkut sapi yang membawanya ke Singapura. Di kapal, pekerjaannya memberi makan sapi.

Sesampainya di Singapura, Sayuti Melik bertemu dengan orang itu yang ternyata adalah Amir Hamzah Siregar.

Cheah Boon Kheng dalam From PKI to The Comintern, 1924–1941: The Apprenticenship of The Malayan Communist Party menyebut Amir seorang komunis asal Tapanuli yang merupakan orang Indonesia paling berbahaya di Malaya. Belakangan, ia tertangkap ketika berada di Surabaya pada akhir 1934.

Sayuti Melik menyebut Amirlah yang kemudian mengenalkannya pada jaringan pejuang bawah tanah di Malaya.

“Orang inilah yang merupakan perantara untuk dapat berhubungan dengan para aktivis dari sebuah gerakan anti-penjajahan yang ada di negeri itu, yang terdiri dari orang-orang China yang paling banyak, orang Vietnam, Filipina, Melayu bahkan ada beberapa orang Prancis dan Inggris,” kata Sayuti Melik.

Gerakan anti-penjajahan yang dimaksud Sayuti adalah gerakan bawah tanah bernama Southeast Asia Anti Imperialism League (Liga Anti Imperialisme Asia Tenggara). Dalam rapat-rapatnya, mereka menggunakan bahasa China, Inggris, Prancis, Vietnam, dan Melayu.

Sayuti Melik menyebut dirinya pernah menjadi ketua liga tersebut karena dianggap mewakili orang Melayu serta berpengalaman karena pernah dibuang ke Digul.

“Sekitar tahun 1936 liga semakin meningkatkan kegiatan berdiskusi. Saya sering mengadakan perjalanan keliling khususnya di Tanah Melayu untuk menghubungi kawan-kawan,” kata Sayuti Melik.

Di Singapura, Sayuti Melik bekerja di pabrik karet milik orang Belanda, Singapore Rubber Work Ltd. Mulanya ia bekerja sebagai kuli kasar. Namun, karena bisa berbahasa Inggris dan Belanda, ia diangkat sebagai kerani. Kala itu ia memakai nama samaran Budiman.

Masih di tahun 1936, ketika Sayuti Melik berada di Seremban, Negeri Sembilan, ia menulis surat untuk kawan-kawannya di Singapura. Sayangnya, kurir suratnya tertangkap. Surat berbahasa Inggris yang berisi rencana rapat itu ternyata ketahuan oleh Polisi Rahasia Inggris, DSB (Detective Special Branch).

DSB kemudian melacak siapa penulis surat itu. Sayuti Melik akhirnya ketahuan setelah DSB mencocokan tulisan dalam surat itu dengan tulisan tangannya sebagai kerani di Singapore Rubber Work Ltd.

“Itulah akhirnya saya ditahan oleh DSB,” kata Sayuti Melik.

Cheah Boen Kheng menyebut Sayuti Melik alias Budiman mempunyai nama samaran lain yakni Amat. Ia sebenarnya merupakan pengganti Amir Hamzah Siregar untuk kedudukannya di Singapura. Menurut laporan, sebelum tertangkap di Surabaya, Amir diketahui telah menghubungi Sayuti Melik.

“Amir Hamzah telah menerima instruksi dari Sayuti atas nama MCP (Malayan Communist Party, red.),” tulis Cheah Boen Kheng.

Sayuti Melik mengaku ditangkap pada 1936. Namun, Cheah Boen Kheng mendapati surat perintah penangkapan Sayuti Melik pada 15 Juli 1935.

Sayuti Melik dipenjara di Singapura selama satu tahun. Pada 1937, ia diusir dari wilayah koloni Inggris itu. DSB tampaknya telah bekerja sama dengan Polisi Rahasia Belanda, PID (Politieke Inlichtingen Dienst). Sayuti Melik dibawa ke Batavia dan langsung dijebloskan ke Penjara Gang Tengah di Salemba.

(*)

Sumber: historia.id

Pilihan Artikel untuk Anda

Sabtu, 2 Oktober 1965

Sambu ; Melintas Waktu

Masjid Sultan Singapura & Sekelilingnya

Gesek; Kampung Pecinan di Masa Lalu

Harga Tiket Fery Batam – Singapura Makin Mahal

Kaitan Malaya, Naskah proklamasi, Sayuti Melik, singapura
Yunus Suchari 23 September 2022 23 September 2022
Sebar Artikel/ Konten ini
Facebook Twitter Whatsapp Whatsapp Telegram Email
Apa yang anda pikirkan
Suka sekali0
Sedih0
Gembira0
Tal peduli0
Marah0
Masa bodoh0
Geli0
Artikel Sebelumnya Raih Opini WTP 12 Kali Berturut-Turut, Pemprov Kepri Dapat Penghargaan dari Kemenkeu
Artikel Selanjutnya DPR RI Sahkan Pagu Anggaran BP Batam Tahun Depan Sebesar Rp 2,068 Triliun
Tinggalkan Komentar

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

APA YANG BARU?

Tengku Sulung
Data 2 jam lalu
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo Sudah Tiba di Indonesia
Artikel 11 jam lalu
Jepang vs Korea Selatan di Final Asian Games 2023
Sports 11 jam lalu
Marc Marquez Pisah Jalan dengan Honda
Sports 12 jam lalu
Pertama dalam Sejarah AS, Ketua DPR Dilengserkan Anggotanya
Artikel 12 jam lalu
- Advertisement -
Ad imageAd image

POPULER PEKAN INI

Relokasi Sementara Warga Rempang, BP Batam Tiadakan Opsi Rusun
Artikel 6 hari lalu
Hasil Asian Games 2023: Timnas Indonesia U-24 Tersingkir Usai Kalah 0-2 dari Uzbekistan
Sports 7 hari lalu
Relokasi Warga Rempang Bakal Diatur Perpres
Artikel 5 hari lalu
Meski Warga Direlokasi, Pabrik Xinyi Ternyata Beroperasi 5 Tahun Lagi
Artikel 6 hari lalu
Dualisme Otorita – Pemko Batam dan Tata Guna Lahan
Serial 13 jam lalu
about us

Kami berusaha menjadi CITIZEN yang netral dan objektif dalam menyampaikan pandangan serta pikiran tentang apapun di dunia ini.

  • Tentang Kami
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
Ikuti Kami
© Indonesia Multimedia GoWest 2023. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?