SEKTOR industri kimia dan farmasi menjadi penyumbang terbesar dari realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) di Batam di triwulan I/2022. Total investasi mencapai US$ 136,499 ribu. Penyebabnya yakni karena rencana pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan di Sekupang, Batam.
“Secara keseluruhan, total investasi PMA di triwulan I/2022 sebesar US$ 232 juta atau meningkat 35,7 persen dibanding periode yang sama dari tahun sebelumnya sebesar US$ 171 juta,” kata Kepala Biro Humas Promosi dan Protokol Badan Pengusahaan (BP) Batam, Rabu (15/6).
Sektor industri kimia dan farmasi berkontribusi terhadap 63 persen dari total investasi PMA di triwulan I/2022.
Menurut Tuty, peningkatan investasi PMA terjadi karena Batam tengah mempersiapkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan Internasional Sehat (KIS) di Sekupang.
“KEK-KIS ini menjadi harapan dimana warga Indonesia memiliki pilihan berobat di dalam negeri, sehingga tidak perlu berobat ke luar negeri,” jelasnya.
Secara rinci, sektor industri kimia dan farmasi memiliki 12 proyek di Batam dengan nilai investasi US$ 136,499 ribu. Kemudian di sektor industri mesin, elektronik, instrumen kedokteran, peralatan listrik, presisi, optik dan jam sebanyak 62 proyek dengan nilai investasi US$ 50,302 ribu.
Selanjutnya, sektor industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya sebanyak 50 proyek dengan nilai investasi US$ 10,64 ribu. Lalu investasi bidang perdagangan dan reparasi sebanyak 53 proyek dengan nilai investasi US$ 9,85 ribu. Dan terakhir, sektor properti seperti perumahan, kawasan industri dan perkantoran sebanyak 23 proyek dengan nilai investasi sebesar US$ 9,15 ribu.
Sementara itu, untuk realisasi investasi dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) triwulan I/2022 di Batam justru menurun dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Nilai realisasi investasi PMDN di triwulan I/2022 sebesar Rp 609 miliar. Sedangkan tahun sebelumnya sebesar Rp 1,77 triliun.
“Hal ini dikarenakan pandemik Covid-19 yang memaksa sejumlah perusahaan harus tutup,” ungkapnya.
Sama seperti investasi PMA, investasi sektor industri kimia dan farmasi juga menjadi sektor penunjang terbesar realisasi investasi PMDN. Ada empat proyek di triwulan I/2022 dengan nilai Rp 308,7 juta
Kemudian, sektor perdagangan dan reparasi dengan 234 proyek dengan nilai investasi Rp 105 miliar. Investasi sektor transportasi, gudang dan telekomunikasi sebanyak 35 proyek dengan nilai investasi Rp 69,7 miliar. Lalu, sektor pertambangan dengan 6 proyek dengan nilai Rp 36 miliar, serta sektor perumahan, kawasan industri dan perkantoran dengan 15 proyek senilai Rp 19,3 miliar.
“Nilai investasi tahun 2022 di PMDN, totalnya 609 miliar untuk 472 proyek,” jelasnya (leo).


