GELOMBANG virus Corona (Covid-19) varian Omicron yang terjadi di Singapura memang sudah lebih banyak daripada jumlah pasien saat gelombang Delta. Namun demikian kasus parah masih rendah.
Untuk itu, Menteri Kesehatan Singapura, Ong Ye Kung, mengatakan sangat mungkin hidup ‘berdampingan’ dengan varian Omicron. Hal ini didasari karena meski ada lonjakan kasus, kejadian parah masih rendah.
“Kami mencoba untuk hidup berdampingan dengan kekuatan alam, dengan langkah-langkah yang telah kami lakukan seperti perilaku sosial yang terkendali dan vaksinasi. Tidak ada yang tahu persis apa dampak dari langkah-langkah ini, seperti apa garis tren akhir, dan apa yang ada di sisi lain Omicron,” katanya dikutip dari CNA, Rabu (9/2/2022).
“Namun yang menghibur dan menggembirakan adalah bahwa di antara pasien yang terinfeksi, jumlah kasus dengan hasil klinis yang parah tetap rendah meskipun lonjakan kasus yang tajam. Ini berarti adalah mungkin untuk hidup dengan Omicron,” tambahnya.
Ong mengatakan hal tersebut sudah seperti yang diprediksikan. “Untungnya, seperti yang telah kami bayangkan, ini juga merupakan varian yang kurang parah secara klinis dibandingkan dengan varian Delta,” ucapnya.
Pada puncak gelombang Delta, Singapura mencatat sekitar 3.200 kasus harian dengan sekitar 170 tempat tidur di unit perawatan intensif yang ditempati oleh pasien Covid-19.
Sekarang, dengan jumlah kasus harian lebih dari tiga kali lipat, hanya sekitar 20 pasien Covid-19 di ICU.
“Sementara petugas kesehatan kami sangat sibuk, tegang, stres, saya pikir itu adalah tingkat intensitas yang berbeda dibandingkan dengan gelombang Delta.”
(*)
sumber: detik.com