Hubungi kami di

Khas

Siswa SD Putus Sekolah Naik 5 Kali Lipat di Masa Pandemi Corona

Terbit

|

Ilustrasi

PEMERINTAH meminta semua pihak ikut mendukung pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas. Hal ini dianggap penting dan mendesak untuk menghindarkan generasi muda Indonesia dari learning loss atau penurunan capaian pembelajaran.

Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate menjelaskan, PTM terbatas merupakan upaya menyelamatkan anak-anak Indonesia dari risiko dampak negatif Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) secara berkepanjangan. Jika tak segera menerapkan PTM terbatas, generasi ini dikhawatirkan akan sangat sulit untuk mengejar ketertinggalan ke depannya.

“Percepatan penuntasan vaksinasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) bisa menjadi dorongan untuk mengembalikan anak ke sekolah secara terbatas,” kata Menkominfo Johnny dalam keterangannya, Minggu (19/9/2021).

Menurutnya, PJJ yang berkepanjangan bisa berdampak besar dan permanen terhadap para pelajar di Indonesia.

Adapun, sejumlah dampak yang sangat diantisipasi, di antaranya putus sekolah, penurunan capaian pembelajaran, dan kesehatan mental serta psikis anak-anak.

“Pandemi COVID-19 telah menyebabkan learning loss yang sangat signifikan. Jika dibiarkan secara jangka panjang, semua ini bisa menjadi risiko yang lebih besar dibandingkan risiko kesehatan,” ujar Menkominfo.

Johnny menambahkan, berdasarkan riset yang dilakukan oleh INOVASI dan Pusat Penelitian Kebijakan (Puslitjak) Kemendikbud Ristek, pendidikan di Indonesia sudah kehilangan 5-6 bulan pembelajaran per tahun.

Riset Bank Dunia juga menyatakan, dalam kurun waktu 0,8 sampai dengan 1,3 tahun, compounded learning loss dengan kesenjangan antara siswa kaya dengan siswa miskin meningkat 10 sebesar persen.

BACA JUGA :  "PERTARUHAN MASA DEPAN AIR DI BATAM" | Injury Time Menuju Masa Transisi Pengelolaan

Riset yang sama juga menyatakan bahwa tingkat putus sekolah di Indonesia meningkat sebesar 1,12 persen, di mana angka tersebut 5 kali lipat dari Angka Putus SD Tahun 2019. Bank Dunia memperkirakan, saat ini di Indonesia ada 118.000 anak usia SD yang tidak bersekolah.

“Angka tersebut lima kali lipat lebih banyak daripada jumlah Anak Putus SD Tahun 2019,” kata Menkominfo Johnny.

Tatap Muka Terbatas

MENTERI Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim mengatakan, lebih dari 100.000 sekolah sudah melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas sesuai dengan peraturan Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri tentang panduan penyelenggaraan pembelajaran di masa pandemi Covid-19.

“Dalam aturan tersebut kami wajibkan sekolah untuk memenuhi daftar periksa kesiapan dan menekankan izin orang tua sebagai persyaratan utama anak-anak kembali ke sekolah,” kata Nadiem pada acara webinar dengan bertema “Keluarga Sebagai Garda Terdepan mempersiapkan Pembelajaran Tatap Muka”, Sabtu (18/9/2021) kemarin.

Kendati demikian, Nadiem mengakui masih ada orang tua yang khawatir jika anaknya melakukan PTM terbatas. Dikatakannya, sebagai seorang ayah, ia memahami kekhawatiran tersebut.

Meski begitu, Nadiem mengatakan, orang tua perlu mempertimbangkan kebutuhan anak untuk mengejar ketertinggalan dalam pembelajaran.

BACA JUGA :  Seleksi Sekda Kepri ; Prosedural Tapi Minim Transparansi

“Kita harus mengakui anak-anak kita tidak dapat belajar secara optimal dan capaian belajar pun menurun selama masa pandemi. Sebagai orang tua tentu kita tidak ingin hal tersebut terus terjadi dan sampai dampaknya permanen. Sebab proses belajar yang anak kita lakukan sekarang menentukan kehidupan mereka di masa depan,” ucapnya.

Nadiem mengatakan, PTM terbatas ini memprioritaskan kesehatan dan keselamatan peserta didik, guru, pegawai sekolah, dan keluarganya dalam persiapan pelaksanaan PTM terbatas.

“Dukungan bapak dan ibu semua sangat kami butuhkan agar PTM terbatas dapat berlangsung aman, nyaman, dan optimal,” ucapnya.

Nadiem juga mengatakan, berdasarkan hasil kunjungan kerja ke beberapa daerah dalam peninjauan persiapan sekolah kembali menggelar PTM terbatas, ia melakukan dialog langsung dengan siswa dan mendapat respons positif.

Dalam hal ini, anak senang kembali ke sekolah.

“Saya melihat sendiri bagaimana para murid mulai dari SD sampai SMA semuanya merasa gembira saat bertemu lagi dengan teman-teman dan dengan guru mereka dan paling penting dengan melaksanakan PTM terbatas anak-anak kita mulai mengejar ketertinggalan pembelajaran yang mereka alami selama pandemi ini,” ucapnya.

(*)

Sumber : KEMENKOMINFO | KUMPARAN | BERITASATU 

Advertisement
Berikan Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Sebaran

Facebook

[GTranslate]