SISTEM pajak di Denmark itu bersifat progresif. Artinya semakin tinggi penghasilan seseorang, maka semakin banyaklah pajak yang harus dibayar.
Jadi setiap bulan kita hanya menerima gaji bersih yang sudah dipotong dari pajak.
Saya membayar 42 % sedangkan suami 43%. Banyak ya…
Yeah sure the taxes are high in Denmark, tapi setiap orang mendapatkan fasilitas:
- Sekolah gratis sampai perguruan tinggi S1 – S3.
- Berobat gratis.
- Paid maternity leave. Jadi selama cuti melahirkan, gaji tetap diberikan up to 1 year setelah melahirkan. In a way, program ASI eksklusif-pun tercapai.
- Tunjangan anak. Ketika anak brojol, si ibu akan mendapat dana per tiga bulan untuk keperluan anak.
- Uang pensiun.
- Uang masuk bila tiba-tiba jatuh sakit.
- Santunan sosial bagi yang tidak memiliki pekerjaan. Jadi yang jobless juga dapat bantuan tiap bulannya.
Selain itu, dana pajak tersebut untuk tunjangan kesejahteraan dan untuk institusi publik seperti jalan raya yang mulus, sekolah, day care, rumah sakit, panti jompo, gereja, perpustakaan dan polisi.
Pernah satu hari ketika nimbrung pembicaraan suami dan maknya, suami menyarankan mertua untuk membeli summer house saja dengan uang pensiun yang dia terima agar tax yang dia bayar berkurang tiap bulannya.
Mertua malah tidak mau. Menurutnya, membayar pajak itu penting untuk mempertahankan dan memajukan Denmark.
Kalau bukan dari kita, ya siapa lagi katanya.
Danes have a strong TRUST in their government and that’s the reason of the success of this society. They are proud can contribute for their nation.
Seperti dituliskan Dewi Damanik Nielsen di Akun Facebook-nya