AGRESI militer Rusia terus meluas dan semakin menekan Ukraina. Tentara Rusia dilaporkan sudah masuk Ibu Kota Ukraina, Kiev, pada Jumat (25/2/2022).
Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba, memaparkan hujanan rudal Rusia mengguncang Ibu Kota Kiev sejak Jumat pagi buta. Kuleba menggambarkan ibu kota Kiev tak pernah mengalami serangan ‘seperti ini’ sejak zaman Nazi di 1941.
Warga sekitar pun diminta untuk melawan menggunakan molotov. “Kami mendesak warga untuk menginformasikan pergerakan pasukan, membuat bom molotov, dan melawan musuh,” demikian pernyataan Kementerian Pertahanan Ukraina melalui Facebook.
AFP melaporkan bahwa pasukan Rusia mulai bergerak ke arah Kiev melalui Belarus pada Jumat pagi. Ukraina sempat melakukan berbagai cara untuk menghalau Rusia, termasuk meledakkan jembatan menuju Kiev.
Ukraina sempat mengklaim berhasil memukul mundur pasukan Rusia melalui serangan di pangkalan udara Gostomel. Namun ternyata, pasukan darat Rusia juga menyerbu dari perairan Dnieper.
Perang ini sendiri berkecamuk setelah Presiden Rusia, Vladimir Putin, resmi memerintahkan operasi militer di Donbas, wilayah di timur Ukraina yang dikuasai separatis pro-Moskow, pada Kamis.
Namun kemudian, Ukraina melaporkan bahwa mereka diserang dari tiga sisi, yaitu Belarus di utara, perbatasan dengan Rusia di timur, dan Crimea di selatan. Ledakan terjadi di sana-sini. Rusia juga terus membombardir Ukraina dengan serangan rudal.
Rusia mengklaim, mereka hanya menargetkan instalasi militer Ukraina. Namun, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mengatakan bahwa Rusia juga menyerbu area-area sipil.
Berdasarkan catatan pemerintah setempat, setidaknya 137 orang tewas akibat gempuran Rusia sepanjang hari pertama invasi pada Kamis.
Sementara itu, Amerika Serikat (AS) menyatakan Presiden Volodymyr Zelensky tetap menjadi target utama agresi militer Rusia ke Ukraina.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Ned Price, mengatakan salah satu alasan utama Zelensky menjadi target Rusia adalah karena sang presiden “dalam banyak hal mempersonifikasikan dan mewakili aspirasi demokrasi dan ambisi rakyat Ukraina”.
“Jadi tentu saja, dia (Zelensky) akan tetap menjadi target utama Rusia,” kata Price pada Kamis (24/2) malam.
Price mengatakan Zelensky dan timnya “akan membuat keputusan dalam beberapa jam hingga beberapa hari mendatang berdasarkan apa yang menjadi kepentingan terbaik mereka.”
“Berdasarkan apa yang menjadi kepentingan terbaik rakyat Ukraina, apa yang menjadi kepentingan terbaik negara Ukraina,” papar Price seperti dikutip CNN.
Zelensky sendiri sudah menyadari hal itu. Dalam sebuah pernyataan video pada Kamis (24/2) malam, Zelensky mengatakan dia dan keluarganya menjadi target utama Rusia saat ini.
“Menurut informasi kami, musuh menandai saya sebagai target nomor 1 dan keluarga saya sebagai target nomor 2. Mereka ingin menghancurkan Ukraina secara politik dengan menghancurkan kepala negara,” papar Zelensky.
Zelensky juga menegaskan intelijen Ukraina memiliki informasi bahwa kelompok sabotase Rusia telah memasuki Ibu Kota Kiev.
“Namun, saya tetap tinggal di lingkungan pemerintah bersama dengan yang lain. Saya akan tinggal di ibu kota. Keluarga saya juga di Ukraina,” paparnya menegaskan.
(*)
sumber: CNNIndonesia.com