Hubungi kami di

Kota Kita

Tiga Pasien Covid-19 Sembuh, Kasus Aktif di Kepri Tinggal 21 Orang

Terbit

|

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kepri, Tjetjep Yudiana. F. Dok. Kompas.com

JURU Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Kepulauan Riau (Kepri), Tjetjep Yudiana, menyebutkan tiga orang pasien dinyatakan sembuh. Dengan demikian, kini kasus aktif terpapar virus corona di Kepri tinggal 21 orang.

Tjetjep mengatakan, 21 orang pasien Covid-19 tersebut merupakan warga Kota Batam sebanyak sembilan orang, Kabupaten Bintan sembilan orang, dan Tanjungpinang tiga orang.

“Saat ini tidak ada daerah dengan jumlah kasus Covid-19 lebih dari sembilan orang,” katanya.

Mantan Kepala Dinas Kesehatan Kepri itu mengungkapkan empat kabupaten di Kepri, yakni Kepulauan Anambas, Lingga, Natuna, dan Karimun nihil kasus aktif Covid-19. Natuna baru pekan lalu nihil kasus aktif Covid-19, menyusul Karimun.

BACA JUGA :  Dalam 3 Minggu, Kasus Covid-19 Di Indonesia Naik Lima Kali Lipat

Sedangkan Anambas dan Lingga lebih dari satu setengah tahun lalu nihil kasus aktif Covid-19.

“Dari tujuh kabupaten dan kota di Kepri hanya Anambas yang ditetapkan Satgas Penanganan Covid-19 sebagai zona hijau. Lingga belum dapat zona hijau lantaran capaian vaksinasi masih relatif rendah,” ucapnya.

Sebelumnya, Gubernur Kepri, Ansar Ahmad, mengingatkan masyarakat jangan euforia berlebihan setelah kasus aktif turun drastis. Masyarakat harus tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan karena pandemi belum berakhir.

Saat ini, pemerintah dan masyarakat justru harus mewaspadai lonjakan jumlah kasus baru Covid-19 di Singapura.

“Dalam beberapa bulan ini kita sudah mulai agak lengah, jarang gunakan masker. Ini karena kasus aktif turun drastis di Kepri. Namun sekarang kita harus waspada karena kasus aktif Covid-19 di Singapura, tetangga kita melonjak,” kata Ansar.

BACA JUGA :  Coklit Rampung, Jumlah Pemilih untuk Pemilu 2024 di Batam 850.334 Jiwa

Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Kepri itu menjelaskan mobilitas penduduk Singapura ke Kepri cukup tinggi sejak Pemerintah Indonesia membuka akses di pelabuhan internasional dan bandara sejak awal tahun 2022. Begitu pula sebaliknya, Pemerintah Singapura membuka akses warga asing masuk ke negaranya.

Ribuan orang warga Singapura melakukan perjalanan laut ke Tanjungpinang, Bintan, dan Batam. Dengan begitu, potensi penularan Covid-19 dapat terjadi saat mobilitas yang tinggi antarwarga negara tersebut.

(*)

Sumber: Antara

Advertisement
Berikan Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Sebaran

Facebook