JURU Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Provinsi Kepri, Tjetjep Yudiana, menegaskan bahwa varian BF.7, mutasi dari COVID-19 belum masuk ke wilayah Kepri. Kendati begitu, ia meminta masyarakat tetap waspada dengan selalu menerapkan protokol kesehatan (protkes).
Sebab, kata Tjetjep, varian BF.7 mudah menular. Apalagi virus itu sudah masuk Jakarta. “Potensi virus itu masuk ke Kepri cukup besar karena mobilitas penduduk sangat tinggi setelah pemerintah membuka akses perjalanan ke luar daerah dan menghapus kebijakan pembatasan sosial,” ujarnya, dikutip dari Antara, Kamis (12/1/2023).
Mantan Kepala Dinkes Kepri itu mengatakan, berdasarkan hasil penelitian Kementerian Kesehatan (Kemenkes), virus subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 sempat mendominasi di wilayah Kepri.
Warga yang tertular Omicron BA.4 dan BA.5 lebih mudah sembuh, meski tingkat penularannya lebih cepat dibanding varian Covid-19 lainnya. “Pasien yang lebih cepat sembuh itu rata-rata sudah vaksinasi dosis booster dan memiliki sistem kekebalan tubuh yang baik,” sebitnya.
Beberapa pasien yang meninggal dunia setelah tertular virus itu disebabkan daya tahan tubuh yang lemah dan memiliki penyakit penyerta. Pasien yang meninggal dunia tersebut sudah lansia dan belum vaksinasi dosis booster.
“Kalau sekarang kondisi jauh lebih baik dibanding tahun-tahun sebelumnya selama pandemi,” ucapnya.
Saat ini, kata dia, jumlah kasus aktif Covid-19 tinggal 10 orang, dengan rincian Tanjungpinang tiga orang dan Kabupaten Bintan tujuh orang. Sementara Kabupaten Kepulauan Anambas, Kabupaten Natuna, Kabupaten Lingga, Kabupaten Karimun dan Kota Batam nihil kasus aktif Covid-19.
“Kami optimistis Kepri segera nihil kasus aktif,” katanya.
(*/pir)