KEPALA Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Natuna, Harmidi, mengungkapkan kerusakan terumbu karang telah menyebabkan abrasi pantai di wilayah pesisir.
Ia menyebutkan, terumbu karang sendiri mempunyai peran yang sangat penting dalam pencegahan abrasi, karena terumbu karang mampu menahan dan meredam terjangan ombak pada musim utara.
“Iya, terumbu karang yang rusak juga menjadi penyebab adanya abrasi, jika sudah hancur maka tidak akan dapat menahan ombak, arus dan lajunya erosi pada pasir pantai tidak terbendung,” kata Harmidi di Natuna, dikutip dari Antara, Sabtu (11/2/2023).
Selain itu, lanjutnya, abrasi pantai juga diakibatkan ombak besar yang terjadi beberapa waktu lalu.
Untuk saat ini, menurut dia, kondisi tersebut terjadi di Natuna akibat kerusakan terumbu karang yang terus terjadi, tidak hanya karena faktor alam, namun juga karena faktor kegiatan manusia.
Ia menyayangkan kondisi terdlsebut karena akibat terjadinya abrasi akan berdampak buruk dan kerugian bagi masyarakat sekitar.
“Selain kerusakan terumbu karang, kondisi diperparah akibat adanya pencemaran lingkungan serta limbah dan sampah rumah tangga,” katanya.
Selain itu, kata dia, tidak hanya terumbu karang, ekosistem secara keseluruhan juga penting untuk dijaga, termasuk habitat hutan bakau dan izin bangunan tentunya harus melalui kajian dampak lingkungan perlu diperhatikan.
“Abrasi bisa di tangani dengan cara penanaman bakau, tetapi khusus untuk penanaman bakau juga harus memperhatikan karakter wilayah atau lokasi, tidak semua pantai bisa ditanami bakau,” katanya.
“Karena itu, DLH juga mengimbau kepada masyarakat untuk sama sama menjaga kelestarian terumbu karang dan lingkungan sekitar,” tegas Harmidi.
(*/pir)