PENANGANAN stunting di Batam berjalan cukup baik. Tahun lalu, angka stunting hanya 2,5 persen, jauh menurun dibanding 2021 yang sebesar 5,8 persen.
Menurut Wakil Wali Kota Batam, Amsakar Achmad mengatakan ia sangat memberikan perhatian pada problem stunting di Batam. “Alhamdulilah, pertama saya ingin sampaikan terimakasih kepada tim yang sudah bekerja dengan baik sehingga dapat menekan stunting di kota yang kita cintai ini,” ucap Amsakar, Sabtu (28/1).
Ia melanjutkan penurunan angka stunting sudah mulai terlihat sejak Februari 2022 lalu, dimana angkanya mencapai 3,32 persen.”Kerja menekan angka stunting belum selesai. Angka 2,5 persen tersebut dapat ditekan lagi hingga zero stunting,” tuturnya.
Dalam upaya menekan stunting ini, Pemerintah Kota (Pemko) Batam mengajak TNI dan Polri untuk membantu penanganan stunting di daerah-daerah di Batam.
“Ini sangat membantu, dan akan sangat berperan signifikan dalam upaya penanganan stunting,” ujarnya.
Amsakar yang juga Ketua Tim Percepatan Penanganan Stunting Kota Batam ini, sejak awal memang memberikan perhatian ekstra untuk menyelesaikan persoalan stunting ini.
Pertimbangan paling utama yakni masa depan bangsa dan negara ke depan ditentukan dari bagaimana mempersiapkan generasi unggul sejak awal. Terlebih, menjemput bonus demografi pada tahun 2030 dan Indonesia Emas 2045.
“Sebenarnya generasi ini bisa dijaga dengan cara kita memberikan atensi atau perhatian kolektif,” imbuhnya.
Ia mencontohkan perhatian kolektif ini seperti memperhatikan kesehatan ibu hamil dan janin melalui berbagai program, edukasi calon pengantin, lalu memberikan perhatian khusus pada anak baru lahir, seperti asi eksklusif.
“Semakin intens kesadaran ini dikomunikasikan, insha Allah akan semakin baik lagi ke depan,” pungkasnya (leo).