PEMERINTAH Indonesia sepertinya serius untuk menerapkan kebijakan baru terkait Percepatan Penanganan Covid-19. Kebijakan terbaru produk pemerintah tersebut adalah memperlonggar pembatasan aktifitas kehidupan masyarakat, baik ekonomi, sosial, keagamaan dan lain-lain yang hampir dua bulan terakhir sudah diberlakukan.
Terkait rencana pemerintah pusat tersebut, Pemerintah Kota (Pemko) Batampun telah merespon dengan cepat, bahkan Walikota Batam, Muhammad Rudi pada hari pertama masuk kerja pasca hari Raya Idul Fitri, Selasa (26/05) kemarin telah memutuskan untuk segera menerapkan kebijakan yang populer dengan istilah New Normal ini.
Rencana pemberlakuan kebijakan New Normal di Kota Batam inipun mendapat respon dari berbagai kalangan masyarakat. Salahsatunya adalah dari seorang pengamat kebijakan publik kota Batam, yang juga seorang Akademisi dari Universitas International Batam (UIB), Suyono Saputro, yang catatanya kami kutip dari akun jejaring sosial Face Book miliknya. Berikut tulisan lengkapnya.
Singapura memutuskan untuk mengakhiri circuit breaker pada 1 Juni mendatang. Pemerintah Negeri Singa sejak 19 Maret memutuskan untuk melakukan lockdown atau mereka sebut dengan Circuit Breaker sebagai upaya meredam laju penularan wabah Covid di negara tersebut.
Data yang dikutip dari situs Worldometers menunjukkan total kasus di Singapura tercatat 32.343 kasus positif dengan jumlah kematian 23 orang, sementara pasien yg sembuh 15.738 orang. Angka tersebut termasuk 383 kasus baru per 26 Mei ini yang mayoritas berasal dari dormitori pekerja migran.
Multi-Ministry Taskforce mempersiapkan 3 skenario penghentian circuit breaker pada 1 Juni mendatang. Fase pertama pada 2 Juni, kegiatan ekonomi dengan tingkat transmisi rendah sudah bisa dibuka kembali.
Protokol kesehatan diberlakukan ketat di sekolah, perkantoran, dan layanan publik. Warga dihimbau stay at home kecuali untuk urusan mendesak dan harus memakai masker serta menerapkan standard hidup bersih.
Pemerintah akan melanjutkan fase kedua dan ketiga jika angka statistik penularan virus selama fase pertama terbukti turun secara signifikan.
PM Lee menyadari pentingnya melonggarkan kebijakan lockdown agar roda bisnis bisa berputar kembali, agar aktivitas sosial masyarakat bisa bergairah lagi, dan ekonomi negara pun perlahan lahan bisa tumbuh. Kendati selama 2020 ini diproyeksikan ekonomi merosot 4-7%, namun PM Lee tampaknya masih optimis Singapura bisa mengatasi krisis ini.
Bagaimana dengan Indonesia dan tentu saja Batam ? Sama, kita tentu tidak bisa berlama-lama terkungkung dalam aksi penanggulangan wabah tanpa mempersiapkan skenario memutar roda ekonomi. Pertumbuhan ekonomi nasional ambruk pada triwulan pertama 2020 ini, diperkirakan berlanjut hingga triwulan kedua nanti.
Pasti, kita semua berpikir, apakah Indonesia dan Batam sudah siap ? Apakah angka statistik sdh dalam tren yg aman untuk mulai menjalankan skenario pelonggaran PSBB ? Sampai 25 Mei, Indonesia masih mencatat 490 kasus baru menambah total kasus Covid di Indonesia mencapai 22.750 kasus, pasien sembuh 5.462 orang dan meninggal 1.391 orang.
Jawaban dari pertanyaan diatas ya HARUS SIAP. Dua bulan ini kita sudah merasakan bagaimana Corona meluluhlantakkan sendi-sendi ekonomi dan sosial negara ini. Banyak perusahaan berhenti operasi, pekerja di PHK dan dirumahkan, rumah ibadah ditutup, kegiatan sosial dilarang, dan terakhir ibadah ramadhan dan hari raya pun terpaksa dijalankan dalam suasana prihatin.
Indonesia harus siap tentu saja dengan menjalankan protokol kesehatan yang ketat, sangat ketat. Apakah ini sama saja kita membuka peluang penularan yang lebih masif dalam gelombang kedua. Betul, angka statistik masih terus muncul, sama seperti di Singapura, sampai 26 Mei masih mencatatkan kasus baru. Semua kembali kepada masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan yg ada secara ketat dan bertanggungjawab. Contohnya PSBB di Jakarta dan Surabaya sudah masuk perpanjangan ketiga dan akan terus berlanjut jika warganya tidak patuh. Semua ditentukan oleh warga sendiri.
Kota Batam sampai hari ini juga belum PSBB. Ada banyak pertimbangan untuk tidak memilih opsi tersebut, namun bukan berarti Gugus Tugas abai dan tidak melakukan serangkaian aksi penanggulangan untuk meredam meluasnya wabah. Mereka sudah bekerja keras. Secara nasional Kepri berada di posisi 17 dengan 161 kasus dan 13 korban meninggal, sebanyak 96 kasus berasal dari Batam dengan 9 pasien meninggal.
Besok Gugus Tugas Penanggulangan Covid-19 Batam akan mensosialisasikan pemberlakuan Pembatasan Aktivitas Masyarakat (PAM) sebuah kebijakan pelonggaran terhadap aktivitas sosial dan ekonomi dimulai sejak 27 Mei hingga 14 Juni 2020. Tentu saja, semua wajib mematuhi protokol kesehatan yang ketat. Pelaku usaha, pendidikan dan rumah ibadah wajib mengisi form kesanggupan menyediakan fasilitas yang dibutuhkan untuk mengantisipasi penularan wabah di tempat masing-masing.
PAM dianggap masa transisi sebelum warga memulai sebuah kondisi normal baru atau New Normal. Targetnya 15 Juni nanti the new normal sudah berlaku penuh. Selama 19 hari ke depan akan menentukan arah kebijakan selanjutnya di Batam, apakah kurva nya melandai ke bawah atau bergelayut diatas.
Semua pihak berkepentingan dgn sektor ekonomi. Pendapatan pemerintah pusat dan daerah bergantung dari bergairahnya dunia usaha dari beragam sektor. Konsumsi masyarakat meningkat jika penghasilan tidak terhenti atau berkurang. Intinya, peredaran uang sebagai pelumas mesin pertumbuhan jangan sampai terhenti, tidak boleh berhenti.
Saya yakin, keinginan saya, kita dan gugus tugas juga sama, kita tidak ingin mati konyol terpapar virus gara gara hanya ingin menggenjot mesin pertumbuhan agar berputar kencang. Untuk itu, mari kita dukung dgn memulainya dari diri sendiri dan keluarga, pertahankan perilaku sehat dan bersih. Percayakan kepada pemerintah dan gugus tugas bahwa apapun kebijakan yang diambil adalah untuk kemaslahatan rakyatnya. Kita berharap pemerintah dan aparat makin tegas menindak warga yang bandel.
Tulisan ini bisa saja tidak sesuai dengan perspektif anda yang membacanya. Tak apa, semua bebas dengan opini dan perspektifnya sendiri sendiri. Saya termasuk pendukung PSBB (Perspektif Saya bisa Begini bisa Begitu).
*