BOYKE SOERIANATA kini menjadi master teknisi Harley-Davidson di Amerika Serikat. Pria yang ingin disapa Kang Boyke ini telah berkiprah di Harley-Davidson Motor Company (HDMC) hampir 15 tahun sejak 2006.
Kini, ia menetap dan bekerja di salah satu dealer Harley-Davidson di Sacramento, California, Amerika Serikat.
Dikutip dari laman detik.com, Perjalanan Boyke menjadi master teknisi di HDMC Amerika tidaklah mulus. Ia menceritakan pengalamannya yang sempat gagal masuk AKABRI jadi pemuda urakan di Bandung, hingga menjadi pelayan restoran sebelum berkiprah di Harley-Davidson Amerika Serikat.
“Aku setelah lulus SMA, AKABRI gagal. Karena cita-citannya pilot pesawat tempur Angkatan Udara. Gagal, pas masuk gagal. Lulus SMA mau masuk AKABRI itu kan ada beberapa bulan itu ya. Jadi pas gagal, aku udah nggak bisa kuliah lagi karena waktuku udah terbuang, jadi aku drop out, selama satu tahun aku nggak punya kerjaan jadi bandel, jadi anak-anak motor di Bandung. Ketagihan sampai dua tahun nggak kuliah-kuliah,” cerita Boyke kepada detikcom saat berbincang melalui video call, Kamis (1/4/2021).
Akhirnya, dua tahun setelah lulus SMA, Boyke melanjutkan pendidikan di bidang perhotelan. Lulus kuliah perhotelan, pada 1998 Boyke dibantu rekannya untuk ke Amerika Serikat.
“Alhamdulillah saat itu lagi gampang-gampangnya ngurus visa itu,” katanya.
Tiba di California, Amerika Serikat, Boyke tak langsung dapat kerja. Sambil mengurus working visa untuk bekerja di bidang perhotelan, ia sempat bekerja menjadi tukang potong rumput.
“Waktu berlalu, kerja dapat surat izin visa kerja, aku ngelamar di hotel di Sacramento, California. Itu langsung diterima karena aku saat itu punya pengalaman banyak di perhotelan. S1 aku di hotel manajemen, tapi kerjaan aku di sana sebagai waiter, bartender, sama kalau ada wedding beberes bangku-bangku,” cerita dia.
Sadar bekerja di perhotelan tidak bisa berkembang, Boyke ingin mencari cara lain. Karena kecintaannya kepada Harley-Davidson, dia disarankan bekerja di perusahaan motor gede tersebut.
“Mau banget (kerja di Harley-Davidson) tapi aku nggak punya dasar-dasar teknisi. Dia bilang ada Harley-Davidson University. Aku tertarik, tapi aku nggak bisa disana karena harus dites dasar-dasar teknisi. Akhirnya aku ikut program pasca-sarjana Motorcycle Technology di Sacramento City College. Aku kuliah lagi di sana, pagi kerja di hotel, malamnya kuliah, 2,5 tahun di sana,” ucapnya.
“Dari city college dapat dasar-dasar, aku nekat lanjutin ke MMI. Pas lagi di MMI (Motorcycle Mechanic Institute, sekolah teknisi bergengsi di Amerika Serikat) dites dasar-dasar, Alhamdulillah saya punya edukasi awal dari Motorcycle Technology,” sambungnya.
Di MMI yang merupakan sekolah teknisi Harley-Davidson, Boyke mendapat predikat siswa terbaik yang dipilih rektor. Dari predikat itu, Boyke menjadi rebutan dealer-dealer Harley-Davidson di Amerika Serikat.
“Dapat predikat itu, pas lulus berebut semua dealer mau aku. Aku tinggal pilih. Yang dekat rumah itu ada 3 dealer, akhirnya langsung kerja tahun 2006,” cerita dia.
Awalnya, Boyke bekerja di dealer Harley-Davidson sebagai entry level technician. Pekerjaannya pun sederhana, seperti hanya mengganti oli dan sebagainya.
Kini, Boyke telah menjadi teknisi senior di Harley-Davidson di Amerika. Tugasnya adalah menangani masalah-masalah motor dengan tingkat kesulitan menengah. Misalnya, memperbaiki masalah suara-suara aneh di mesin, menangani masalah aki yang tidak bisa ngecas, sampai upgrade performa motor milik konsumen untuk menambah horsepower.
Boyke pun membuka sekolah online untuk melatih anak-anak Indonesia yang ingin tahu lebih dalam soal teknisi dan Harley-Davidson. Tak dipungut biaya, sekolah online itu digratiskan.
“Aku ingin banget teman-teman (di Indonesia) mengetahui tata cara profesionalisme dan kerja di Harley-Davidson. Dari November aku pulang ke Indonesia, aku udah rancang, aku undang teman-teman, bengkel-bengkel kecil, motor kecil, non-Harley-Davidson. Aku kupas tata cara inspection dan service Harley-Davidson,” pungkasnya. (*)
Sumber : detik.com