PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) telah menyelesaikan jalur transmisi 150 kV sepanjang 28 Kilometer-Route (kmr), Sri Bintan-Air Raja 38 kmr dan Air Raja-Kijang 20 kmr hanya dalam waktu 3 bulan.
Hal ini tidak terlepas dari kerjasama yang baik antara PLN dengan muspida di daerah.
“Tanpa dukungan dari stakeholder, PLN tidak mungkin bisa menyelesaikan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan dengan cepat,” ujar Direktur Utama PLN Sofyan Basirdi Pulau Bintan, baru-baru ini.
Untuk itu, proyek pembangunan SUTT dan GI di Pulau Bintan ini menjadi role model atau contoh bagi wilayah lainnya untuk menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan perizinan dan non-perizinan proyek tersebut dengan didukung dan dikawal oleh pemerintah daerah setempat, kejaksaan, kepolisian dan BIN.
Dukungan besar pemerintah terhadap program 35.000 MW juga diwujudkan dengan telah ditandatanganinya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional dan Perpres Nomor 4 Tahun 2016 tentang Percepatan Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan oleh Presiden Joko Widodo.
Dengan adanya Perpres tersebut, diharapkan gubernur serta bupati/walikota selaku penanggung jawab proyek strategis nasional di daerah memberikan perizinan dan non-perizinan yang diperlukan untuk memulai pelaksanaan proyek tersebut sesuai kewenangannya. Antara lain penetapan lokasi, izin lingkungan dan izin mendirikan bangunan.
Interkoneksi Batam-Bintan yang merupakan salah satu proyek Program 35.000 MW yang telah energize pada Oktober 2015 dan tersambung hingga Gardu Induk (GI) Kijang pada Agustus 2016.
Dengan beroperasinya jalur transmisi dan GI 150 kV interkoneksi Batam-Bintan, maka PLN dapat melakukan efisiensi biaya yang cukup siginifikan dengan menghemat sekitar Rp 11,46 milyar per bulan.
Hal ini terhitung dengan beban yang saat ini 34 MW, dimana nanti secara bertahap penggunaan PLTD dan PLTMG sewa di Pulau Bintan akan diganti pasokannya dengan menggunakan sistem interkoneksi ini.
“Jika keseluruhan bebannya sudah beralih pada sistem interkoneksi, maka penghematan biaya operasionalnya dapat mencapai sekitar Rp 24,7 milyar per bulan,” imbuh Sofyan.
Program ini juga didukung dengan kapasitas interkoneksi Batam-Bintan yang cukup besar hingga mencapai 180 Megawatt (MW). Oleh karena itu, PLN dapat menambah sekitar 2.422 pelanggan yang telah masuk waiting list penyambungan baru.
PT PLN persero kembali membuka lebar kesempatan bagi industri yang hendak beralih dari yang sebelumnya adalah pelanggan pembangkit sewa menjadi pelanggan PLN.
Saat ini, sistem kelistrikan Pulau Bintan sudah mengunakan sistem interkoneksi Batam-Bintan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV selain Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) 20 kV mulai dari Tanjung Uban hingga kota Tanjung Pinang.
Daya terpasang di Pulau Bintan saat ini adalah sebesar 115,3 MW yang berasal dari sistem Tanjung Uban, PLTD Suka Berenang, PLTD Air Raja, PLTU Galang Batang, PLTMG CNG Tokojo, PLTMG Dompak dengan total daya mampu sebesar 75,2 MW. Adapun beban puncak Pulau Bintan saat ini adalah 65,1 MW.
Dengan adanya sistem interkoneksi Batam-Bintan, daya mampu di Bintan meningkat sebesar 180 MW. Hal ini diperkuat pula dengan masuknya sistem GI Sri Bintan 30 MVA pada 24 Juli 2016, GI Air Raja 2×30 MVA pada 3 Agustus 2016 dan GI Kijang 30 MVA pada 11 Agustus 2016 setelah GI Tanjung Uban 30 MVA dan GI Ngenang 10 MVA beroperasi dengan kabel laut Batam-Bintan pada Oktober 2015.
Secara keseluruhan sistem interkoneksi Batam-Bintan terdiri dari 256 tapak tower listrik dan melewati Lintas Barat Tanjung Uban-Tanjung Pinang, serta ke Kijang. Pembangunan GI di Pulau Bintan merupakan merupakan babak baru sistem kelistrikan di Pulau Bintan, di mana semula menggunakan SUTM 20 kV sebagai backbone kelistrikan Pulau Bintan dan saat ini ditambah dengan SUTT 150 kV sebagai backbone yang terintegrasi dengan sistem kelistrikan Batam.
Dengan masuknya sistem interkoneksi Batam-Bintan ini diharapkan bisa memenuhi pasokan listrik dan melayani pelanggan Pulau Bintan yang telah mencapai 112.264 pelanggan, menambah pelanggan baru, meningkatkan rasio elektrifikasi di Pulau Bintan yang saat ini mencapai 84,84 persen, dapat menjadi katalisator pembangunan ekonomi dan industri di Pulau Bintan, serta mengurangi pemakaian bahan bakar minyak (BBM) hingga lebih dari Rp 24 milyar per bulannya.
Resmi beroperasinya SUTT 150 kV dan GI di Pulau Bintan menandakan bahwa proyek interkoneksi melalui kabel laut dan jalur transmisi dari Batam menuju Bintan sudah dapat dinikmati masyarakat secara seutuhnya.
Pada acara tersebut sebagai ungkapan syukur atas keberhasilan ini, PLN turut memberikan santunan kepada anak yatim di wilayah setempat sebesar Rp 25 juta. ***