By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
GoWest.IDGoWest.ID
  • Reportase
    ReportaseSimak lebih lanjut
    Kepulauan Aluvial di Selat yang Ramai
    2 jam lalu
    Tulang Manusia di Sei Timun Tanjungpinang Berjenis Kelamin Laki-Laki
    19 jam lalu
    Bayi 2 Tahun yang Hanyut di Sungai Tiban Ditemukan
    20 jam lalu
    Polemik Rempang: “Mencari Nafkah, Dirundung Kerisauan”
    23 jam lalu
    Harga Beras Meroket, Warga Kepri Diminta Beralih ke Beras SPHP
    2 hari lalu
  • Ragam
    RagamSimak lebih lanjut
    Tarian Jogi Semarakkan Pekan Kebudayaan Kepri 2023
    3 jam lalu
    Sementara, Indonesia di Peringkat Enam Klasemen medali Asian Games 2022
    4 jam lalu
    Kebun Anggur Berkonsep Green House di Tembeling
    19 jam lalu
    Asian Games Hangzhou Resmi Digelar, Termegah Sepanjang Penyelenggaraan
    19 jam lalu
    Liga Batam 2023, PS Seuramoe Tantang Batam City di Final
    24 jam lalu
  • Data
    DataSimak lebih lanjut
    Pulau Karas
    2 minggu lalu
    Pulau Galang Baru
    2 minggu lalu
    Pulau Galang
    2 minggu lalu
    Zapin Penyengat
    3 minggu lalu
    Pulau Rempang
    3 minggu lalu
  • Program
    ProgramSimak lebih lanjut
    “Batam Punya Tiga Musim?” | On Location
    4 jam lalu
    “Nuansa Kapal Pesiar di Hotel Bintang 4 Batam” | On Location
    2 minggu lalu
    “Mengapa Perlu Naik Trans Batam?” | On Location
    4 minggu lalu
    Kebun Raya Batam; “Perlu Komitmen Total” | On Location
    1 bulan lalu
    Pariwisata Kepri Paska Pandemi | On Location
    1 bulan lalu
  • Sudah Punya Akun?
Sebaran
  •  
    Pekan Kebudayaan Semarakkan Hari Jadi ke-21 Provinsi Kepri...
    HARI Jadi Provinsi Kepri yang diperingati setiap tanggal 24 September disemarakkan dengan pekan kebu
    694 Sebaran
  •  
    Dua Kurir Sabu Jaringan Internasional Ditangkap di Batam...
    DUA kurir narkoba jenis sabu-sabu jaringan internasional ditangkap di Batam. Kurir narkoba HR dan AK
    681 Sebaran
  •  
    Rencana Baru Relokasi, Warga Rempang Pindah ke Tanjung Banun...
    KEHADIRAN Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia tampaknya membawa perubahan baru bagi renc
    703 Sebaran
  •  
    153 WN China Pelaku Love Scamming di Batam Dipulangkan ke Negaranya...
    SEBANYAK 153 warga negara (WN) China tersangka penipuan berkedok asmara atau love scamming dipulangk
    752 Sebaran
  •  
    Penanganan Masalah Kesehatan Jiwa Masyarakat di Batam Jadi Prioritas...
    PENANGANAN masalah kesehatan jiwa masyarakat menjadi prioritas Pemerintah Kota (Pemko) Batam. Salah
    689 Sebaran
Menyimak: Nanlohy Bersaudara di Kapal Maut Junyo Maru
Sebar
Notifikasi Simak lebih lanjut
Aa
Aa
GoWest.IDGoWest.ID
  • Reportase
  • Ragam
  • Program
  • Data
  • Reportase
    • Artikel
    • Serial
    • In Depth
    • Cerita Foto
    • Berita Video
  • Ragam
    • Budaya
    • Pendidikan
    • Sports
    • Histori
    • Catatan Netizen
  • Data
  • Yang Lain
    • Tentang Kami
    • Privacy Policy
    • Disclaimer
    • Pedoman Media Siber
Sudah Punya Akun di GoWest.ID? Sign In
Ikuti Kami
  • Advertorial
© 2016 - 2023 Indonesia Multimedia GoWest. All Rights Reserved.
Histori

Nanlohy Bersaudara di Kapal Maut Junyo Maru

Yunus Suchari
Update Terakhir 2022/11/06 at 8:28 AM
Editor Yunus Suchari 11 bulan lalu 346x disimak
Sebar
Sebar
210
SEBARAN
ShareWhatsappTelegram

SEBAGAI orangtua, Hendrik Nanlohy dan Magdalena Watimurij boleh bangga dengan anaknya. Dua di antaranya jadi orang berpangkat dan mapan, sama seperti harapan kebanyakan orangtua zaman sekarang. Kedua anak mereka penghasilannya di atas 100 gulden ketika harga emas sekitar 2 gulden untuk satu gram. Selain tanah yang luas, mereka juga bisa membeli mobil.

Mathijs Nanlohy, kerap disebut Thijs Nanlohy, lahir pada 3 Februari 1909. Menurut Benjamin Bouman dalam Van Driekleur tot Rood-Wit: De Indonesische officieren uit het KNIL 1900–1950, Mathijs sudah jadi perwira sejak 1931 setelah lulus dari Akademi Militer Kerajaan Belanda di Breda, Belanda. Setelah jadi perwira, dia menikah dengan Jeane Amalia Angenetta Niels pada 1937.

Sementara itu, adiknya, Benoni Pedro Anthoni Nanlohy, kelahiran 29 Desember 1909, juga lulusan Akademi Militer Breda tahun 1933. Tak lama setelah dilantik, dia menikahi Sytske Baron. Pada 1936, Benoni kawin lagi dengan A.E.A. Felinger. Setelah lulus dari Akademi Militer Breda, Mathijs dan Benoni menjadi letnan dua infanteri tentara kolonial Koninklijk Nederlandsch Indische Leger (KNIL) di Hindia Belanda.

Mathijs pernah ditempatkan di Jawa dan Sumatra. Sementara Benoni pernah ditempatkan di Timor. Perang Dunia II lalu menghancurkan kebahagiaan Hendrik dan Magdalena. Bukan hanya karena Belanda menyerah kepada Jepang pada 8 Maret 1942 dan hilangnya penghasilan anak-anaknya yang tergolong besar. Tetapi juga kemalangan yang menimpa kedua anaknya.

Ketika Jepang datang, Benoni bersama istrinya tinggal di Cimahi. Kartu tawanan perang Jepang menyebut Benoni anggota Batalyon ke-4 Resimen Infanteri ke-2 Divisi 1 KNIL. Pangkatnya kala itu letnan kelas satu infanteri. Setelah Belanda menyerah, dia ditahan Jepang.

Sementara Mathijs sedang berdinas di sekitar Batavia ketika Belanda kalah. Kartu tawanan perang Jepang menyebut Mathijs tinggal di Batavia sebagai anggota Batalyon ke-6 Resimen Infanteri 1 Divisi 1 KNIL. Pangkatnya kala itu letnan kelas satu, tetapi lebih senior dari adiknya.

Bouman mencatat, pada 1942 Mathijs ditempatkan di Tangerang memimpin sebuah kelompok orang Ambon yang kemudian mundur ke Cilacap. Namun, pada 13 Maret 1942 dia ditawan. Sekitar Oktober 1942, Mathijs mencoba memimpin usaha pelarian orang-orang Ambon dari kamp tawanan Jepang. Namun, usahanya gagal sehingga dia ditahan di Penjara Glodok. Dia juga pernah ditawan di barak nomor 6 kamp sekitar Hotel Borobudur.

“Penghuninya terdiri atas tawanan perang berbangsa Indonesia, di bawah pimpinan Kapten Thijs Nanlohy dari KNIL. Kapten ini di belakang punggungnya oleh bawahannya disebut Cabe Rawit,” kata Hadjiwibowo dalam Anak Orang Belajar Hidup: Dinamika Hidup 1942-1970. Tentu saja Mathijs terus diawasi tentara Jepang.

Jelang malam 15 September 1944, Mathijs dibawa ke pelabuhan. Benoni sudah berada di sana bersama beberapa perwira KNIL berdarah Ambon dan Manado. Jepang mempersatukan Mathijs dan Benoni dalam sebuah kesengsaraan. Mereka kemudian dinaikkan ke kapal motor Junyo Maru.

Menurut Fairplay Weekly Shipping Journal, Volume 140, 1936, Junyo Maru adalah kapal buatan galangan Robert Duncan & Co. di Glasgow, Skotlandia. Kapal ini pernah memakai nama Sureway, Hartmore, Hartland Point, dan Ardgorm sebelum dinamai militer Jepang sebagai Junyo Maru.

Junyo Maru yang membawa tawanan dan romusha (tenaga paksa) akan bertolak ke pantai barat Sumatera. Ketika kapal itu berada di perairan Bengkulu, dekat Mukomuko, disikat torpedo kapal selam Inggris HMS Tradewind, yang dinakhodai Stephen Lynch Conway Maydon. Pada hari nahas itu, 18 September 1944, Junyo Maru karam. Sebagian besar penumpangnya, yang di antaranya berusia lanjut, mengembuskan napas terakhirnya.

Di antara penumpang yang tewas dalam peristiwa itu adalah Mayor Alexander Herman Hermanus Kawilarang, Mayor Benjamin Thomas Walangitang, kadet Andri Henri Mantiri, calon letnan penerbang Rompies, dan Benoni. Mathijs sendiri selamat. Begitu juga letnan dokter Pelamonia, Kapten Thenu, dan kadet Henri Sitanala, anak dokter ahli lepra J.B. Sitanala.

Mereka yang selamat masih ditahan militer Jepang dan tidak bebas dari kerja paksa serta kekurangan gizi. Mereka baru bisa bernapas lega setelah Jepang kalah pada 14 Agustus 1945. Setelah bebas, Mathijs kembali bertugas di KNIL. Pangkatnya naik menjadi kapten lalu mayor.

Mathijs tidak memilih ikut Republik Indonesia, yang bagi sebagian serdadu KNIL, dianggap negara boneka bikinan Jepang. Pada masa Perang Dunia II, Jepang menjadi mimpi buruk bagi Mathijs.

Mathijs sempat dilibatkan dalam komisi yang mengurusi nasib serdadu KNIL yang diberi pilihan masuk TNI atau ikut Belanda. Mathijs sendiri ikut ke Negeri Belanda pada 25 Juli 1950. Dia melanjutkan karier militernya di Koninklijk Landmacht atau Angkatan Darat Kerajaan Belanda hingga pangkat kolonel.

(*)

Sumber: historia.id

Pilihan Artikel untuk Anda

Gesek; Kampung Pecinan di Masa Lalu

Deretan Batu Bata ‘Batam’ di Bunker Tua Belanda

Jejak Sejarah Bulang Lintang Yang Terlupakan

“Kampung Panglong & Kisah Roemah Pohon yang Tersembunyi”

“Mengunjungi Batu Merah, Kampung Tua di Batu Ampar”

Kaitan Kapal Junyo Mari, Knil, Pendudukan jepang, Tawanan Perang
Yunus Suchari 6 November 2022 6 November 2022
Sebar Artikel/ Konten ini
Facebook Twitter Whatsapp Whatsapp Telegram Email
Apa yang anda pikirkan
Suka sekali0
Sedih0
Gembira0
Tal peduli0
Marah0
Masa bodoh0
Geli0
Artikel Sebelumnya Pemprov Kepri Terus Berkomitmen Majukan Sektor Pendidikan
Artikel Selanjutnya Ada 1.880 Lowongan di Bursa Kerja Batam 2022, Buruan Daftar!
Tinggalkan Komentar

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

APA YANG BARU?

Kepulauan Aluvial di Selat yang Ramai
Serial 2 jam lalu
Investasi Tetap Berjalan, Deretan Keuntungan Rempang Ecocity
BP Batam 2 jam lalu
BP Batam Lakukan Pendekatan Persuasif ke Warga
BP Batam 3 jam lalu
Tarian Jogi Semarakkan Pekan Kebudayaan Kepri 2023
Budaya 3 jam lalu
Sementara, Indonesia di Peringkat Enam Klasemen medali Asian Games 2022
Sports 4 jam lalu
- Advertisement -
Ad imageAd image

POPULER PEKAN INI

Polemik Rempang: “Mencari Nafkah, Dirundung Kerisauan”
In Depth 23 jam lalu
Bayi 2 Tahun yang Hanyut di Sungai Tiban Ditemukan
Artikel 20 jam lalu
Liga Batam 2023, PS Seuramoe Tantang Batam City di Final
Sports 24 jam lalu
Berpotensi Maladministrasi, Ombudsman RI Tegur Pemerintah soal PSN di Rempang
In Depth 4 hari lalu
Asian Games Hangzhou Resmi Digelar, Termegah Sepanjang Penyelenggaraan
Sports 19 jam lalu
about us

Kami berusaha menjadi CITIZEN yang netral dan objektif dalam menyampaikan pandangan serta pikiran tentang apapun di dunia ini.

  • Tentang Kami
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
Ikuti Kami
© Indonesia Multimedia GoWest 2023. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?