GUBERNUR Kepri, Ansar Ahmad membahas pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) dengan Direktur Utama Bright PLN Bright, Muhammad Irwansyah di Hotel CK Tanjung Pinang, Selasa (25/10). PLTSa ini menjadi salah satu agenda pemerintah pusat baru-baru ini.
“Sebelumnya saat bersama Menko Marvest di Batam sudah pernah membahas PLTSa, Menteri Luhut menyarankan melihat rujukan ke Cilacap,” ucap Ansar.
Menurut Ansar, potensi pemanfaatan sampah di Batam sangat besar. Bahkan pengolahan sampahnya berpotensi merusak lingkungan.
“Maka sangat bagus jika sampah dapat dimanfaatkan sebagai sumber tenaga listrik alternatif,” katanya.
Pada saat itu, Ansar berpesan laju pertumbuhan listrik harus sejalan dengan pertumbuhan investasi di Kepri. Menurutnya, iklim investasi di Kepri yang terus dipromosikan harus berjalan beriringan dengan pembangunan infrastruktur. Dengan demikian, maka akan lebih mudah dalam menjaga kredibilitas dan kepercayaan.
“Untuk itu kalkulasi kebutuhan-kebutuhan listrik di wilayah KEK seperti Nongsa Digital Park dan Galang Batang. Ke depan kita adakan FGD bersama PLN pusat, bahas prospek kebutuhan listrik ke depan, sumber-sumber listrik dan solusi masalah kelistrikan,” jelasnya.
Sementara itu, Muhammad Irwansyah menyampaikan dengan melihat kondisi-kondisi pembangunan PLTSa, dapat melihat PLTSa Putri Cempo di Solo sebagai percontohan selain di Cilacap.
“Kalau di Cilacap sampah diolah menjadi pelet, jadi hasil pelet tersebut digunakan untuk PLTU. Cilacap cukup sukses, sampahnya dibuat pelet yang bisa digunakan untuk industri semen dan PLTU, itu habis. Tapi kalau untuk langsung memproduksi listrinya, itu di Solo. Kalau mau dibuat pelet seperti di Cilacap, bisa dimanfaatkan untuk PLTU Tanjung Kasam,” ungkap Irwansyah.
Pada kesempatan itu, Kadis ESDM Kepri M Darwin menyampaikan saat ini referensinya karena Kepri memiliki sumber gas, rencana keluaran energi ke depan sampai dengan 40 persen adalah berasal dari gas, namun saat ini masih terhambat infrastruktur.
“Bahkan PLTU Tanjung Kasam rencananya akan dikonversikan ke gas. Ke depan kebutuhan listrik yang besar itu dari Galang Batang yang butuh sampai 2800 MW, dan Nongsa 510 Mw” ucapnya (leo).