PEMERINTAH Provinsi (Pemprov) Kepulauan Riau (Kepri) mendorong para pedagang di pasar-pasar tradisional untuk menggunakan cara modern dalam memasarkan barang dagangannya.
Perniagaan berbasis elektronik melalui literasi digital dinilai dapat meningkatkan produktifitas para pelaku perniagaan di pasar tradisional. Hal ini disampaikan Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Provinsi Kepri, Aries Fhariandi, di Tanjungpinang, Kamis (23/3/2023).
Dia mengatakan, Pemprov Kepri akan terus berupaya meningkatkan produktifitas pelaku perniagaan berbasis elektronik ini.
“Pasar digital dan toko digital tidak dapat dihindari akibat kemajuan zaman. Yang harus dilakukan adalah adaptasi terhadap perkembangan zaman,” ujarnya dikutip dari Antara..
“Tugas kami memberi pemahaman kepada para pedagang untuk tidak hanya mengandalkan cara konvensional dalam berdagang, tetapi juga memanfaatkan internet dan media sosial dalam berniaga,” sambungnya.
Ujeng, demikian sapaannya, mengatakan, Pemprov Kepri beberapa kali mengundang pihak Tokopedia dan Shopee sebagai narasumber dalam literasi digital, khususnya terkait perdagangan berbasis elektronik.
Sekitar 200 orang pedagang di Tanjungpinang yang biasanya gagap teknologi akhirnya memanfaatkan fasilitas internet dan media sosial untuk berniaga.
“Pengetahuan mendorong mereka menjadi percaya diri setelah paham bagaimana memanfaatkan fitur-fitur yang tersedia di media sosial. Mereka juga dapat menggunakan kalimat-kalimat menarik pada gambar barang yang dijual sehingga menarik perhatian konsumen,” ujarnya.
Menurut dia, perniagaan berbasis elektronik dengan memanfaatkan internet dan fasilitas di media sosial merupakan strategi bisnis yang mudah diakses dengan pemasaran yang luas. Perniagaan berbasis elektronik perlahan-lahan menyatu dalam kehidupan warga dalam beberapa tahun terakhir karena dapat diterima publik.
Perniagaan berbasis elektronik digeluti warga karena lebih efisien dan efektif. Masyarakat ketika ingin berdagang tidak perlu menyewa tempat seperti ruko atau kios untuk berniaga.
Sejumlah warga sukses menggeluti bisnis kuliner, sembako, hingga jasa pengiriman barang secara digital. Mereka memanfaatkan fasilitas di media sosial, seperti instagram dan facebook untuk memasarkan produk yang dijual.
Misalnya, D’Sayur Tanjungpinang, berhasil menjalankan usaha, dimulai dari perniagaan sayur-mayur, ikan, daging ayam, buah-buahan secara daring. D’Sayur memanjakan konsumen dengan menyediakan jara kurir pengantaran barang yang diberi konsumen dengan harga yang relatif terjangkau.
“Dari perniagaan di dunia maya, kini D’Sayur menjual produk tersebut di ruko. Namun perniagaan berbasis elektronik tetap berjalan,” katanya.
(*/pir)