Tanjung Pinang
Penyakit ISPA Meningkat di Tanjungpinang | Penderita Didominasi Anak Usia di Bawah 5 Tahun

PENYAKIT Infeksi Saluran Penyakit Atas (ISPA) masuk lima besar sebagai penyakit yang mendominasi di wilayah Kota Tanjungpinang. Umumnya, penderita adalah anak-anak usia di bawah lima tahun.
Hal ini disampaikan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tanjungpinang, Elfiani Sandri. “Berdasarkan laporan pihak puskesmas, penderita penyakit ISPA masuk lima besar terbanyak yang ditangani tenaga medis,” kata Sandri di Tanjungpinang, Kamis (15/9/2022).
Elfiani menyebutkan, anak-anak masuk dalam kelompok yang rentan tertular penyakit. “Imun tubuh mereka belum kuat sehingga masuk dalam kelompok rentan yang harus dijaga,” ucapnya.
Elfiani mengungkapkan untuk mencegah anak di bawah 5 tahun supaya tidak tertular ISPA sebaiknya para orangtua menjaga lingkungan rumah dan sekitar rumah tetap bersih. “Makan-makanan yang bergizi,” imbaunya.
Kendari penyakit ISPA relatif tidak berbahaya, namun dampak kesehatan yang ditimbulkannya cukup berbahaya jika tidak ditangani secara serius. Anak-anak yang mengalami batuk, flu, dan demam biasanya tidak mau makan. Akibatnya, mereka kekurangan asupan gizi.
“Kalau kekurangan gizi, tentu akan menimbulkan dampak lainnya. Ini yang harus dicegah melalui pengobatan yang benar,” katanya.
Elfiani menjelaskan, ISPA berbeda dengan penyakit radang paru-paru. Orang yang menderita batuk, flu, dan demam belum tentu menderita penyakit paru-paru.
“Gejala kedua penyakit itu hampir sama, namun penderita penyakit paru-paru sesak nafas sehingga saturasinya rendah,” jelasnya.
Dokter dapat menggunakan alat bantu untuk mengetahui apakah seseorang itu mengalami penyakit paru-paru atau tidak, salah satunya melalui rontgen. Penyakit paru-paru yang belakangan ini menyerang cukup banyak anak-anak di bawah 5 tahun perlu ditangani secara serius di rumah sakit.
“Rumah sakit memiliki fasilitas dan alat kesehatan yang memadai, seperti bantuan pernafasan dan obat-obatan sehingga penderita penyakit itu dapat sembuh,” katanya.
Elfiani mengemukakan radang paru-paru disebabkan oleh virus, bakteri dan kuman. Virus yang menyerang pasien bukan berarti Covid-19. “Jadi tidak semua penyakit paru-baru itu disebabkan Covid-19.
Virus, bakteri dan kuman itu juga berasal dari lingkungan yang tidak bersih. Rumah yang tidak terpapar sinar matahari sehingga lembab juga dapat menyebabkan ada bakteri dan kuman.
Berdasarkan teori kesehatan, kata dia, sebanyak 45 persen bakteri, virus dan kuman yang menyerang orang itu berasal dari lingkungan yang tidak bersih.
“Sama seperti ISPA, penyakit paru-paru juga menular melalui udara dan pernapasan,” katanya.
(*)
Sumber: Antara