KINERJA perekonomian di Batam terus menunjukkan peningkatan di tengah pandemi Covid-19 yang belum berakhir. Tercatat, perekonomian Batam mengalami pertumbuhan tertinggi di Kepri, dengan nilai 4,75 persen.
Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam, Muhammad Rudi mengatakan pertumbuhan ekonomi di Batam juga lebih baik dari perekonomian nasional dan Kepri, yang berada di angka 3,69 persen dan 3,43 persen.
“Karena kondisi itu, Batam percaya diri menargetkan pertumbuhan ekonomi mencapai 6 hingga 7 persen pada tahun 2022,” ucapnya, Kamis (31/3).
Rasa optimis semakin bagus, setelah kondisi pandemi terus menurun, dan pintu masuk ke Singapura juga segera dibuka lebar-lebar bagi para pelaku perjalanan luar negeri (PPLN). “Optimisme makin besar setelah ada beberapa perjanjian kerja sama seperti KPBU Bandara Hang Nadim yang dicapai sebelumnya, bisa direalisasikan mulai tahun ini,” katanya lagi.
Kehadiran dubes-dubes negara asing ke Batam, untuk melihat peluang investasi, juga menjadi indikasi yang positif.
“Kita berangkat dari pertumbuhan ekonomi tahun 2021, walau saat itu pandemi Covid-19 meningkat. Sekarang mulai terkendali dan diharap dapat meningkatkan keinginan investor untuk masuk. Itu juga bisa dilihat dari kunjungan dubes-dubes belakangan ini,” katanya.
Daya tarik Batam sebagai daerah investasi dibuktikan dengan makin banyaknya minat negara asing untuk menjajaki investasi sejak tahun 2021. Pertengahan Maret 2022 lalu, Wakil Kepala BP Batam, Purwiyanto, menerima kunjungan Duta Besar Denmark terkait rencana pengembangan Batam New Port, Tanjung Pinggir, Sekupang.
Batam memiliki nilai investasi tinggi ditunjukkan oleh Duta Besar Denmark untuk Indonesia, Lars Bo Larsen. Ia mengatakan, lokasi Batam yang strategis meningkatkan optimisme sektor industri maritim.
“Pasar Indonesia, khususnya Batam, di sektor kepelabuhanan sangat besar. Begitu juga dengan potensi transhipment bila dimaksimalkan dengan baik,” kata Larsen (leo).