Hubungi kami di

Tanjung Pinang

Selama Agustus 2022, Kota Tanjungpinang Alami Deflasi 0,54 Persen

Terbit

|

Wakil Wali Kota Tanjungpinang, Endang Abdullah, memimpin rakor rutin Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) melalui zoom meeting, Kamis (29/9/2022). F. Dinas Kominfo Tanjungpinang

BERDASARKAN catatan Badan Pusat Statistik (BPS) pada bulan Agustus 2022, Kota Tanjungpinang mengalami deflasi 0,54 peraen. Kepala BPS Kota Tanjungpinang, Mangamputua Gultom, memaparkan, deflasi ini terjadi karena adanya penurunan harga komoditas seperti cabai merah rata-rata turun 20,76%, cabai rawit 22%, cabai hijau 18%.

Kemudian, lanjut Gultom, minyak goreng juga turun hingga 14%, bawang merah 6,09%, kacang panjang, dan tomat 10%. Laku, udang basah 8,58, telur ayam rasa 3,07%, dan tarif angkutan udara turun sekitar 4,11%.

“Inilah komoditi yang utama penyebab deflasi di Kota Tanjungpinang selama bulan Agustus 2022,” kata Gultom dalam rapat koordinasi rutin Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) melalui zoom meeting bersama Wakil Wali Kota Tanjungpinang, Endang Abdullah; Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Bambang Hartanto; Kabag Perekonomian dan SDA, Hermawan; Polresta, perwakilan Bank Indonesia, serta tim TPID Kota Tanjungpinang, Kamis (29/9/2022).

BACA JUGA :  Komisaris se-Indonesia Kumpul di Batam, Sekda Pamer Keunggulan Batam

Kemudian, lanjutnya, ada enam kelompok yang mengalami inflasi di bulan Agustus, yaitu kelompok perlengkapan dan peralatan rumah tangga, pakaian dan alas kaki, perumahan, penyediaan makanan dan minuman, rekreasi, dan pendidikan.

“Sementara ada dua kelompok yakni kesehatan, informasi, komunikasi dan jasa keuangan pada bulan Agustus indeksnya tidak mengalami perubahan atau stabil dibandingkan dengan kondisi Juli lalu,” terangnya.

Sementara itu, Kepala Bulog Subdivre Tanjungpinang, Riki Maskudri l, menyebutkan saat ini stok beras yang ada di gudang sejumlah 1.700 ton yang akan tersebar di Tanjungpinang, Lingga, Sedanau, dan Ranai.

Selanjutnya, stok daging kerbau beku masih ada 1.700 kilogram dan dalam proses persetujuan pengiriman sebanyak 7 ton. “Untuk minyak goreng tersisa 16.000 liter dan sudah mulai dipasarkan di area Tanjungpinang,” terangnya.

BACA JUGA :  Ketua Komisi IV DPRD Kepri Buka Sosialisasi Pembinaan dan Pengawasan untuk Guru SMA Sederajat di Bintan

Untuk mengatasi inflasi, Riki mengatakan, pihaknya berupaya melakukan penjualan beras medium, yang bisa menjadi alternatif bagi masyarakat jika beras premium mengalami kenaikan.

“Selain itu juga, kita ikut berpartisipasi dalam operasi pasar dan bazar murah. Kita juga turut serta melakukan monitoring harga bersama satgas pangan,” tambahnya.

Wakil Wali Kota Tanjungpinang, Endang Abdullah, meminta agar TPID memperhatikan hal-hal yang dapat menyebabkan terjadinya inflasi di Kota Tanjungpinang.

“Lakukan evaluasi dan pengawasan di tingkat pasar agar tidak ada permainan harga dari para tengkulak. Mudah-mudahan inflasi bisa kita tekan dan harga tetap stabil,” ucap Wawako.

(*)

Advertisement
Berikan Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Sebaran

Facebook

[GTranslate]