PEMERINTAH Singapura mengeluarkan kebijakan untuk tidak akan mengizinkan pengunjung jangka pendek masuk atau transit melalui negara tersebut.
Keputusan itu diambil mengingat terjadi peningkatan risiko kasus virus corona (Covid-19) dari luar (imported case). Pembatasan berlaku mulai Senin (23/3) pukul 11.59 waktu setempat.
“Mulai 23 Maret 2020, pukul 23.59, semua pengunjung jangka pendek (dari mana saja di dunia) tidak akan diizinkan masuk atau transit melalui Singapura,” demikian pernyataan Kementerian Kesehatan Singapura seperti dikutip The Straits Times, Minggu (22/3).
“Ini juga (dilakukan) untuk menghemat sumber daya kami sehingga kami dapat fokus pada warga Singapura,” tambah pernyataan itu.
Adapun Kementerian Tenaga Kerja Singapura hanya akan mengizinkan masuk atau kembalinya para pemegang izin kerja, termasuk tanggungan mereka, dan pengecualian bagi mereka yang memberikan layanan penting, seperti perawatan kesehatan.
Menurut Kementerian Kesehatan Singapura, terjadi peningkatan tajam kasus secara global dan kian menyebar. Hingga saat ini, ada lebih dari 260.000 kasus Covid-19 di 185 negara, dan sekitar 11.200 kematian.
“Di Singapura, hampir 80 persen dari kasus Covid-19 baru di negara kami selama tiga hari terakhir diimpor, kebanyakan dari mereka adalah warga Singapura dan pemegang kartu jangka panjang yang pulang dari luar negeri. Kasus impor dari mereka yang terpapar ini memiliki riwayat perjalanan ke 22 negara yang berbeda,” ujar pernyataan Kementerian Kesehatan Singapura.
Pembatasan terbaru ini diumumkan sehari setelah Singapura mengonfirmasi kematian pertamanya karena penyakit tersebut.
Dua pasien -seorang wanita Singapura berusia 75 tahun dan seorang pria Indonesia berusia 64 tahun- meninggal karena komplikasi akibat Covid-19 pada Sabtu (21/3) pagi.
Pemerintah Singapura juga mengonfirmasi 47 kasus baru virus corona pada Sabtu (21/3) lalu, sehingga total nasional menjadi 432, termasuk 39 kasus impor dengan sejarah perjalanan ke Australia, Eropa, Amerika Utara, ASEAN dan bagian lain di Asia.
Dari jumlah tersebut, 33 adalah penduduk yang kembali dan pemegang izin jangka panjang, sementara enam adalah pengunjung jangka pendek.
Sumber : THE STRAITS TIMES