- YouTube meluncurkan alat “Hapus Lagu” yang ditingkatkan untuk membantu kreator mengatasi masalah musik berhak cipta.
- Alat ini memungkinkan kreator untuk menghapus musik berhak cipta dari video mereka tanpa mengganggu audio lain.
- Teknologi AI yang lebih canggih membantu Hapus Lagu bekerja dengan lebih presisi.
- Dalam beberapa kasus, kreator mungkin perlu membisukan audio untuk menghindari klaim konten ID.
- Fitur ini diharapkan dapat membantu kreator mematuhi peraturan hak cipta dan menghindari demonetisasi video.
YOUTUBE baru saja meluncurkan alat yang ditingkatkan untuk membantu kreator mengatasi masalah musik berhak cipta. Fitur “Hapus Lagu” yang diperbarui ini memungkinkan kreator untuk menghapus musik berhak cipta dari video mereka sambil menjaga audio lain tetap utuh.
Sebelumnya, alat ini tersedia dalam versi beta, namun performanya tidak selalu akurat. Kini, dengan teknologi AI yang lebih canggih, Hapus Lagu dapat mengidentifikasi dan menghapus musik berhak cipta dengan lebih presisi tanpa mengganggu audio lain dalam video.
Meskipun demikian, alat ini tidak sempurna. Dalam beberapa kasus, Hapus Lagu mungkin tidak dapat menghilangkan musik berhak cipta sepenuhnya. Untuk mengatasi hal ini, kreator dapat memilih untuk membisukan semua suara di bagian video yang teridentifikasi mengandung materi berhak cipta.
Membisukan audio dapat membantu menghindari klaim konten ID pada video. Halaman dukungan YouTube menjelaskan bahwa Hapus Lagu “mungkin tidak berfungsi jika lagu tersebut sulit dihapus.” Oleh karena itu, membisukan audio bisa menjadi solusi alternatif.
Fitur baru ini diharapkan dapat membantu para kreator untuk lebih mudah mematuhi peraturan hak cipta dan menghindari potensi demonetisasi video mereka.
Solusi Bagi Konten Kreator
SEBELUM peluncuran fitur Hapus Lagu yang ditingkatkan, para kreator YouTube seringkali dihadapkan dengan berbagai kendala terkait musik berhak cipta dalam video mereka, antara lain:
1. Demonetisasi video: Jika video terdeteksi mengandung musik berhak cipta tanpa izin, video tersebut dapat didemonetisasi, artinya kreator tidak akan mendapatkan penghasilan dari iklan yang ditayangkan pada video tersebut.
Pemblokiran video: Dalam kasus yang lebih parah, video yang melanggar hak cipta dapat diblokir di seluruh dunia atau di wilayah tertentu. Hal ini dapat berakibat pada hilangnya jangkauan kreator dan potensi pendapatan.
3. Klaim hak cipta: Pemilik hak cipta musik dapat mengajukan klaim hak cipta terhadap video yang menggunakan musik mereka tanpa izin. Hal ini dapat mengakibatkan kreator kehilangan kontrol atas video mereka dan bahkan bisa dituntut secara hukum.
Kesulitan dalam identifikasi musik berhak cipta: Tidak mudah bagi kreator untuk mengetahui secara pasti apakah musik yang mereka gunakan dalam video mereka terlindungi hak cipta atau tidak. Hal ini dapat membuat mereka ragu-ragu untuk menggunakan musik tertentu dalam video mereka.
5. Keterbatasan alat yang ada: Sebelum peluncuran Hapus Lagu yang ditingkatkan, alat-alat yang tersedia untuk membantu kreator mengatasi masalah musik berhak cipta tergolong terbatas dan tidak selalu akurat. Hal ini membuat kreator kesulitan untuk memastikan bahwa video mereka bebas dari pelanggaran hak cipta.
Peluncuran fitur Hapus Lagu yang ditingkatkan diharapkan dapat membantu kreator untuk mengatasi kendala-kendala tersebut dan fokus pada pembuatan konten yang berkualitas tanpa perlu khawatir tentang masalah hak cipta.
(sus/TheVerge)