DI ERA yang serba instan ini, berkomunikasi dengan banyak orang tanpa perlu bertatap muka, sudah lumrah kita jalani.
Melalui aplikasi grup chatting, misalnya. Kita bisa berkomunikasi dalam waktu yang bersamaan denhan banyak orang yang berada di berbagai tempat. Tapi, sebaiknya kita pahami juga tips dan etika berkomunikasi melalui dunia maya tersebut.
Pahami bahwa anggota kita memiliki perbedaan yaitu, beda :
– usia
– pendidikan
– hobi
– sifat
– pemahaman agama
– latar belakang
– kedewasaan rohani
– pola pikir dll
Dari perbedaan – perbedaan tersebut diharap maklum jika ada anggota yang misalnya :
– suka humor/bercanda,
– serius ada pula yg santai,
– suka ceramah agama,
– sok menggurui atau
menasehati,
– tukang kritik,
– doyan politik,
– suka artikel yg bermanfaat
Keaktifan posting para anggota grup chatting juga bisa kita klasifikasi :
– Sangat aktif,
– sedang – sedang saja,
– sekali – sekali posting (jarang),
– malu – malu (enggan) posting,
– rajin baca postingan,
– malas buka WA
– tukang ngintip (gak pernah
posting, tapi sering buka
WA)
Nah, saat kita menerima dan membaca postingan-postingan anggota grup, ada hal yang perlu kita perhatian, misalnya jangan mudah terpengaruh atau terpancing dengan isi postingan
sehingga kita jadi :
– emosi,
– tersinggung,
– gak mau kalah,
– percaya begitu saja
(padahal hoax),
Jika ada postingan yang isinya hoax atau keliru, kita juga perlu meluruskannya. Bukannya malah menambah kegaduhan dan memperkeruh suasana.
Jika ada postingan yang kurang berkenan, misalnya ada postingan tentang humor yang keterlaluan, cerita-cerita yang tidak berkenan, gambar yang nggak bermutu atau artikel panjang yang bertele-tele, lebih baik kita abaikan saja. Jangan dimasukkan ke hati.
Fokus saja pada satu tjuan yaitu menjalina tli silaturahmi dan perrsaudaraan. Semoga artikel ini bermanfaat, ya.
(dha/yur)