WARGA Batam diimbau untuk tidak bepergian ke Singapura apabila tidak ada kepentingan mendesak. Hal ini menyusul ditemukannya penyakit cacar monyet di negara tetangga tersebut.
“Sebaiknya
tak usah ke sana kalau tak penting banget,” kata Kepala Dinas Kesehatan
Kota Batam, Didi Kusmarjadi di Batam Centre, Sabtu (10/5).
Sebagai
antisipasi virus cacar monyet masuk Batam, Kantor Kesehatan Pelabuhan
menurunkan tim di pintu masuk internasional. Selain itu juga akan disiagakan
alat pendeteksi panas tubuh. Apabila memang ada yang lolos dan terdeteksi, akan
dirawat di ruang isolasi.
Didi
mengatakan ruang isolasi ini tersedia di RSUD Embung Fatimah dan RSBP Batam.
Ruang isolasi yang dimaksud adalah ruangan bertekanan sehingga udara bersama
virus tak lolos ke luar.
“Kita
juga meminta Puskesmas, Rumah Sakit, untuk curiga, tingkatkan kewaspadaan
secara umum. Bila cacar, demam, dicek lebih lanjut. Bisa di BTKL (Balai Teknik
Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit). Kalau tak bisa, kirim sampel
ke Jakarta,” tuturnya.
Dia
menjelaskan cacar monyet ini berawal dari Afrika. Bisa masuk ke Singapura
ketika ada peserta simposium asal Afrika yang datang ke negeri singa. Saat di
hotel barulah timbul gejalanya.
“Gejala
virus umumnya sama. Gejala cacar monyet ini juga seperti cacar umumnya. Demam,
gangguan pernapasan, timbul bintik air juga. Yang bikin meninggal itu biasanya
radang pernapasannya,” terang Didi.
Penyebaran
virus cacar ini menurutnya bisa dengan kontak langsung antar manusia. Oleh
karena itu apabila ada penumpang kapal yang diduga terkena virus, maka seluruh
penumpang kapal akan ikut dikarantina.
Masa inkubasi penyakit ini antara 5-7 hari.
Kalau dalam dua minggu tak muncul gejala maka artinya tak tertular. Karena
virus ini juga tergantung pada daya tahan tubuh.