DALAM upaya pengendalian inflasi, Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Provinsi Kepri, Suryono, mengajak masyarakat Kepri untuk berbelanja secara bijak sesuai dengan kebutuhan.
Dia menyebutkan bahwa inflasi Kepri tinggi dari nasional, sehingga jika terjadi inflasi, kasihan masyarakat miskin atau yang penghasilannya rendah.
“Maka itu, kalau kita punya uang banyak jangan foya-foya, bergaya hidup sederhana dan konsumsi sederhana,” kata Suryono, di Batam, seperti dilansir Antara, Senin (27/3/2023).
Selain itu, ia juga mengimbau kepada masyarakat untuk selalu menggunakan rupiah sebagai alat pembayaran yang sah. Hal tersebut mengingat wilayah Kepri yang berbatasan langsung dengan negara tetangga yang rawan penggunaan mata uang asing di Indonesia.
“Di beberapa masjid itu bendaharanya mengumumkan hasil infak sekian dan sekian dengan mata uang yang beda. Sebenarnya itu bisa disiasati, yang uang infak mata uang ringgit itu bisa di kurs-kan. Jangan disebut ringgitnya karena kita di wilayah Indonesia, kita harus mencintai rupiah,” imbuhnya.
Dengan begitu pihaknya akan melakukan sosialisasi secara intensif mengenai Cinta Bangga Paham Rupiah.
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) Perwakilan Provinsi Kepulauan Riau menyiapkan dana sebesar Rp 1,9 triliun untuk memenuhi kebutuhan masyarakat untuk menukarkan uang selama bulan Ramadhan hingga Idul Fitri 1444 Hijriah.
Suryono mengatakan jumlah dana tersebut meningkat sebesar 11,76 persen dibandingkan Ramadhan 2022 yang sebesar Rp 1,7 triliun.
“Jadi masyarakat tidak perlu khawatir, BI pusat memiliki ketersediaan sekitar Rp 490 triliun lebih. Kami akan penuhi kebutuhan semua warga dan juga tentunya dari perbankan semuanya sudah siap,” kata Suryono.
Ia menjelaskan selama periode Ramadhan dan Idul Fitri 2023 kebutuhan uang secara nasional diperkirakan meningkat menjadi sebesar Rp 195 triliun atau naik 8,22 dibandingkan 2022 yang sebesar Rp 180 triliun.
(*/ade)