SUBVARIAN Omicron BA.4 dan BA.5 setelah resmi dinyatakan masuk ke Indonesia pada 6 Juni 2022, kini tingkat penyebarannya terus naik. Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) meminta masyarakat tetap waspada dengan disiplin menjaga protokol kesehatan (Protkes).
Berdasarkan data Kemenkes setidaknya 50 persen pasien Covid-19 Omicron BA.4 dan BA.5 di Indonesia tidak memiliki riwayat penyakit penyerta alias komorbid.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes, Maxi Rein Rondonuwu, menyebutkan, per 24 Juni 2022 ada 143 kasus yang terdeteksi di Indonesia. Sebanyak 73 orang atau 50 persen pasien tidak memiliki komorbid. Sementara 7 persen lainnya memiliki komorbid dan 43 persen lainnya masih perlu diidentifikasi.
Kemenkes juga menyebutkan bahwa mayoritas pasien yang terinfeksi BA.4 dan BA.5 mengalami gejala. Rinciannya, sebanyak 102 orang atau 102,71 persen pasien mengalami gejala.
Kemudian 13 orang atau 9 persen pasien tidak bergejala, sementara 28 orang atau 20 persen pasien masih diidentifikasi.
Gejala klinis yang paling dominan adalah batuk dan nyeri tenggorokan. Gejala lain yang dialami pasien BA.4 dan BA.5 di Indonesia meliputi flu, demam, sakit kepala, anosmia, hingga sesak napas.
Dari ratusan pasien itu, 73 orang berjenis kelamin laki-laki dan 70 orang perempuan. Dari 143 pasien tersebut, dapat diidentifikasi status vaksinasinya.
Rinciannya, lima orang belum menerima vaksin Covid-19 lantaran masuk kategori anak-anak. Kemudian tiga orang baru menerima satu dosis vaksin Covid-19, sembilan orang menerima vaksin primer lengkap atau dua dosis.
Selanjutnya 35 orang sudah menerima vaksin booster atau dosis ketiga, dan seorang yang merupakan WNA telah menerima vaksin Covid-19 empat dosis.
(*)
sumber: CNN Indonesia.com