DALAM perjalanan sejarah pendidikan di Tanjungpinang, nama Taman Kanak-Kanak (TK) Mawar tak bisa dilepaskan. Sebagai lembaga pendidikan anak usia dini (PAUD) tertua di kota itu, TK Mawar telah menjadi saksi bisu perkembangan pendidikan dan menjadi tonggak penting dalam membentuk generasi muda Tanjungpinang.
Sejarah Panjang, Kontribusi Besar
BERDIRI pada tanggal 1 April 1948, TK Mawar awalnya bernama TK KRIR (Keinsyafan Rakyat Indonesia Riauw). Lembaga pendidikan ini menempati gedung Muhammadiyah di Jalan Sunaryo, Tanjungpinang.
Namun, seiring berjalannya waktu, TK KRIR kemudian pindah ke Jalan Mawar dan berganti nama menjadi TK Mawar pada sekitar tahun 1951. Nama baru ini pun melekat hingga kini.
Menurut seorang warga lama Tanjungpinang, Daeng Firmansyah, di balik berdirinya TK Mawar, terdapat sosok inspiratif, yakni almarhumah Raja Khatijah, penggagas utama berdirinya TK ini. Rumahnya berada di Jalan Kamboja (depan gedung Minang Maimbau, pen) dan menjadi saksi bisu perjuangannya dalam memajukan pendidikan anak usia dini di Tanjungpinang pada masa lalu.
Berdirinya lembaga pendidikan ini, tak bisa dilepaskan dengan pergerakan politik orang Tanjungpinang di masa awal proklamasi kemerdekaan di Jakarta. TK Mawar lahir dari sebuah pergerakan politik melalui wadah Keinsjafan Rakyat Indonesia Riauw (KRIR). Sebuah wadah perkumpulan politik rakyat Tanjungpinang yang digagas oleh Amir Raja Mohammad.
KRIR dibentuk untuk menyusun formula baru bagi Kepulauan Riau yang berada dalam wilayah bekas Hindia Belanda paska Konferensi Malino. KRIR berdiri pada 10 November 1946 di Tanjungpinang. Namun, untuk menyamarkan pergerakan politiknya, para aktifis KRIR saat itu mengkamuflasekannya dalam kegiatan sosial ekonomi masyarakat.
Menurut sejarahwan Aswandi Syahri dalam catatannya, para pendiri KRIR membuat laporan ke pemerintah kolonial Belanda yang masih berkuasa di Tanjungpinang kala itu, bahwa KRIR adalah organisasi yang didirikan untuk memajukan ekonomi rakyat Tanjungpinang.
Setahun kemudian, berdiri organisasi sayap perempuan dari KRIR yang diberi nama Perkumpulan Wanita KRIR pada 15 Oktober 1947 di Tanjungpinang. Salah satu pengurusnya ada Raja Chatijah yang menjabat s bagaimana sekretaris.
“Perkumpulan Wanita KRIR ini sejatinya adalah sebuah perkumpulan politik pendukung Proklamasi 17 Agustus 1945. Untuk mengelabui pemerintah Belanda, aktifitasnya disamar-samarkan dengan melakukan kegiatan sosial ekonomi”, sebutnya.
Kegiatan Awal
SALAH satu kegiatan ‘Penyamarannya’ adalah kegiatan belajar menulis dan membaca sempena pemberantasan buta huruf. Kegiatan tersebut, pertama kali dilakukan di bekas sekolah lama Muhammadyah yang terletak di kampung Bukit Tanjungpinang (jalan Sunaryo, saat ini, pen). Inilah cikal bakal sekolah Taman Kanak-Kanak Mawar di kemudian hari.
Kegiatan pertamanya kala itu diikuti oleh 40 orang siswa, 50 persen di antaranya berusia di atas 30 tahun. Salah satu yang ikut membantu dalam program kegiatan tersebut adalah Muhammad Apan (kelak menjadi bupati Kepulauan Riau pertama, pen).
Kegiatan belajar mengajar saat itu, tidak hanya menggunakan bekas gedung sekolah Muhammadyah di kampung Bukit, namun tenaga pengajarnya –sesuai catatan Aswandi Syahri-, mengunjungi kampung-kampung di sekitar Tanjungpinang.
Kegiatan belajar mengajar oleh organisasi KRIR terus berkembang hingga pada 1 April 1948, para penggeraknya meresmikan sekolah tersebut di bekas gedung Muhammadyah di kampung Bukit yang selama ini mereka gunakan. Sekolah itu adalah sekolah Taman Kanak-Kanak Wanita-KRIR, sekaligus menjadi sekolah taman kanak-kanak pertama yang didirikan di Kepulauan Riau. Sekolah yang lahir dari semangat kebebasan revolusi kemerdekaan Indonesia.
Kehadiran TK Mawar pada masa itu merupakan sebuah langkah maju yang sangat berarti. Pendidikan anak usia dini pada saat itu belum sepopuler sekarang. Namun, almarhumah Raja Khatijah telah melihat pentingnya memberikan stimulasi dan pendidikan yang tepat sejak usia dini bagi anak-anak.
Hingga kini, TK Mawar terus berkembang dan menjadi salah satu lembaga pendidikan PAUD yang berkualitas di Tanjungpinang. Ribuan anak telah menimba ilmu di sini dan tumbuh menjadi generasi penerus yang cerdas, kreatif, dan berkarakter.
Keberadaan TK Mawar tidak hanya memberikan kontribusi dalam bidang pendidikan, tetapi juga menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah Kota Tanjungpinang. Sebagai lembaga pendidikan tertua, TK Mawar menyimpan banyak cerita dan kenangan yang berharga.
(sus)