Kota Kita
Berani Timbun Sembako! Ini Ancaman Disperindag Kepri

MENJELANG bulan suci Ramadhan dan Idulfitri 1444 Hijriah, Pemerintah Provinsi (Pemprov Kepulauan Riau (Kepri) melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) meningkatkan pengawasan terhadap ketersediaan pasokan dan harga kebutuhan pokok.
Tidak hanya itu, Disperindag Kepri akan menindak tegas spekulan yang ingin memanfaatkan Ramadhan dan Idulfitri sebagai momentum untuk mendapatkan keuntungan yang tidak wajar. Hal itu ditegaskan Kepala Disperindag Kepri, Aries Fhariandi di Tanjungpinang, Jumat (17/3/2023).
Seperti dilansir Antara, Aries mengatakan, penegakan hukum terhadap pelaku penimbunan kebutuhan pokok di berbagai daerah untuk memberi efek jera kepada orang-orang yang berniat melakukan kejahatan yang sama.
“Saya pikir para pemain lama, yang biasanya berani menimbun kebutuhan pokok sehingga menyebabkan kelangkaan, kenaikan harga. Tapi sekarang sudah takut melakukan hal yang sama, karena sudah banyak contoh spekulan di berbagai daerah yang ditangkap aparat penegak hukum,” ujarnya.
Ujeng, demikian sapaannya, mengemukakan, pengawasan terhadap distribusi dan perdagangan kebutuhan pokok juga diperketat. Berdasarkan hasil pengawasan tim dari Disperindag Kepri serta Disperindag kabupaten dan kota tidak ditemukan praktik culas dalam distribusi dan perdagangan kebutuhan pokok.
Pengawasan juga dilakukan oleh Satgas Pangan Kepri, Bea Cukai, dan Badan Intelijen Negara (BIN) untuk memastikan tidak ada kendala dalam distribusi ke wilayah ini, sekaligus melakukan upaya pencegahan agar tidak terjadi kelangkaan sembako pada saat kebutuhan masyarakat meningkat.
“Kami menggalang berbagai institusi vertikal untuk memastikan proses pendistribusian sembako dari berbagai provinsi berjalan lancar dan aman ke Kepri. Kemudian memastikan persediaan kebutuhan pokok melebihi dari kebutuhan masyarakat,” ujarnya.
Dalam rapat koordinasi yang berlangsung sehari yang lalu di Tanjungpinang, kata dia, Disperindag Kepri tidak hanya mengundang Satgas Pangan, BIN, Bea Cukai, Kantor Kesyahbandaran Otoritas Pelabuhan (KSOP), Pertamina, Bulog dan Pelindo, melainkan juga para distributor dan pedagang.
Menurut dia, sinergisitas yang terbangun antarlembaga dengan distributor dan pedagang merupakan bagian terpenting dalam mengatur arus barang kebutuhan masyarakat, sekaligus memberikan solusi terhadap berbagai hambatan yang terjadi di lapangan.
Pertemuan itu juga diikuti oleh pemasok barang kebutuhan masyarakat dari Jawa Timur dan Sumatra Barat.
Distribusi sembako dari daerah penghasil ke Kepri menggunakan kapal laut. Dari Kota Batam dan Tanjungpinang, kemudian baru didistribusikan ke daerah lainnya seperti Natuna, Kepulauan Anambas, dan Lingga.
“Kepri ini kan bukan sebagai produsen kebutuhan pokok, melainkan konsumen sehingga memang membutuhkan kebutuhan pokok dari berbagai daerah di Jawa, termasuk dari Sumatra Barat, Sumatra Utara, Lampung, dan Nusa Tenggara Timur,” ungkapnya.
Sampai sekarang, menurut dia, harga kebutuhan pokok di Kepri masih normal. Jika terjadi gejolak harga, maka akan ditelusuri penyebabnya. “Kami akan menggelar operasi pasar jika harga kebutuhan pokok naik tinggi,” ucapnya.
(*/pir)