SUPLAI air bersih di sejumlah rumah warga di wilayah di Kelurahan Belian, Kecamatan Batam Kota dan Kecamatan Nongsa, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) sudah empat hari tidak mengalir. Warga pun terpaksa menggunakan air tadah hujan untuk mandi cuci kakus (MCK) dan keperluan lainnya.
Muchtar, warga di Perumahan Bukit Raya, Kelurahan Belian, Batam Kota, mengungkapkan akibat matinya suplai air itu selama empat hari, keluarganya terpaksa menampung air hujan dan membeli air galon yang digunakan untuk Buang Air Besar (BAB) serta mandi, dan mencuci pakaian.
“Iya ini lagi cuci baju pakai air hujan, sudah empat hari air tidak mengalir di sini,” kata Muchtar, dikutip dari Antara, Senin (23/1/2023).
“Kemarin ada tangki air yang datang untuk dibagikan ke warga, itulah yang kami hemat-hemat juga,” kata Muchtar menambahkan.
Ia berharap keadaan ini bisa segera normal kembali, agar aktivitas warga bisa normal kembali. “Mudah-mudahan segera hidup lagi airnya, biasanya nggak pernah kayak gini, baru ini juga yang selama ini,” sebutnya.
Kondisi serupa juga yang dirasakan warga lainnya yang terdampak mati air, Aldy. Dia mengatakan bahwa sudah 7 galon air yang dia beli karena terdampak mati air. Namun, dia sedikit lega karena hari ini air sudah mulai mengalir.
“Tadi malam sudah mulai mengalir, tapi masih kecil alirannya,” kata Aldy.
Sementara itu, Badan Pengusahaan (BP) Batam melalui keterangan yang diterima pada Senin (23/1/2023) menyatakan, matinya suplai air bersih itu akibat adanya pekerjaan perbaikan Variable Speed Drive (VSD) pada Instalasi Pengolahan Air (IPA) Duriangkang.
Kepala Biro Humas Promosi dan Protokol BP Batam, Ariastuty Sirait, dalam keterangannya mengatakan, saat ini suplai air sudah mulai mengalir pada beberapa daerah terdampak, namun masih dilakukan secara bertahap pada area dengan kontur tanah yang tinggi.
“Selain itu, daerah yang jauh dari waduk atau pelayanan juga akan mengalami normalisasi secara bertahap,” katanya.
(*/ade)