SAMPAH di wilayah pesisir Batam bakal disulap atau diolah menjadi bahan bakar minyak (BBM). Rencana tersebut disampaikan Menteri Sosial (Mensos), Tri Rismaharini, saat mengunjungi Pulau Bertam, Belakangpadang, Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri), Selasa (8/6/2022).
Mensos menggandeng ikatan alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk membangun bank sampah guna mengubah limbah plastik menjadi BBM di pulau-pulau di wilayah Kota Batam.
Risma dalam kunjungannya ke Pulau Bertam yang ditempati Suku Laut, melihat banyak sampah di wilayah hinterland itu, yang kemudian mendapat ide pembangunan bank sampah guna mengubah limbah menjadi BBM.
“Desainnya (bank sampah) ini kami bekerja sama dengan alumni ITB, jadi tidak hanya permukiman saja yang kami perhatikan tapi semuanya,” kata Risma dikutip dari Antara news.com, Selasa (7/6/2022).
Risma ingin daerah hinterland atau penyangga seperti Pulau Bertam dapat maju seperti wilayah perkotaan. Apalagi pulau itu berhadapan langsung dengan negara tetangga Singapura.
“Memang tugas saya untuk kawasan tertinggal, terluar dan terpencil. Saya hanya menangani masalah perumahan awalnya, tapi kemudian dilihat oleh teman-teman alumni ITB ini bahwa kawasan ini bisa dikembangkan. Jangan dilihat kok jadi luas, karena kalau pengembangan itu nanti bisa berimplikasi (keterlibatan) positif terhadap pendapatan warga setempat,” kata Risma.
Maka dari itu, dengan adanya pihak dari alumni ITB ini, kata Risma, dapat membantu menangani masalah bukan hanya sekedar rumah saja, tapi juga bagaimana rumah itu benar-benar ramah lingkungan kemudian sumber daya energinya terpenuhi.
“Dengan ITB ini komprehensif lengkap, karena sekali lagi saya tidak mau limbah domestik rumah tangga ini masuk ke laut. Tapi kalau untuk proses pengerjaan bank sampah, kami perlu membuat tempatnya dulu biar nggak kena hujan,” ucap Risma.
Sementara itu, Ketua umum ikatan alumni ITB, Gembong Primajaya, mengatakan dibutuhkan pendekatan kepada masyarakat, dalam proses pengerjaan bank sampah.
Menurut dia, masyarakat harus diberikan edukasi agar memahami rencana baik pemerintah. “Karena tidak bisa dibuat tiba-tiba, masyarakat harus diedukasi perlahan,” ujarnya.
Sedangkan alat untuk mengubah sampah plastik menjadi bahan bakar, kata Gembong, sudah tersedia. “Untuk mesin mengubah sampah menjadi BBM itu sudah ada, tinggal kami bawa ke sini dari Pulau Jawa. Untuk jenis BBM-nya nanti dari bank sampah itu adalah berupa bensin,” sebut Gembong.
(*)
sumber: Antaranews.com