SEBELUM membangun Rumah Sakit (RS) Mandalika, Komisi V DPRD Nusa Tenggara Barat (NTB) mencari ilmu ke Rumah Sakit Badan Pengusahaan (RSBP) Batam di Sekupang, Senin (23/5). Kehadiran Sirkuit Mandalika memang mendorong realisasi pembangunan rumah sakit tersebut, sehingga studi banding yang terbaik tentang tata cara pengelolaan diperlukan sesegera mungkin.
Ketua Komisi V DPRD NTB, Lalu Hadrian Irfani yang juga ketua rombongan mengatakan pihaknya ingin bertukar pikiran tentang pelayanan kesehatan dan pengelolaan rumah sakit di RSBP Batam.
“Alhamdulillah hari ini mendapat informasi bahwa RSBP Batam tidak kalah dengan Singapura dan Penang Malaysia dari sisi peralatan dan dari sisi kecepatan dan ketepatan dalam menangani pasien, tentu informasi ini akan kita bawa ke NTB,” paparnya.
Sebanyak 11 orang dari rombongan Komisi V DPRD NTB kemudian langsung meninjau fasilitas pelayanan kesehatan terkini, seperti ruang CT Scan, ruang MRI, ruang radiologi, laboratorium kateterisasi jantung (cath lab), hingga ruang rawat inap VVIP RSBP Batam.
“Disana kami juga bangun rumah sakit internasional Mandalika, namun terhenti karena keterbatasan anggaran, maka kami belajar ke Batam,” imbuhnya.
Ia juga mendengar bahwa Kepala BP Batam, Muhammad Rudi tengah berupaya jemput bola investasi ke Dubai, Uni Emirat Arab. “Ini kami akan adopsi dan berjuang agar rumah sakit disana (RS Mandalika) dapat menjadi rujukan Indonesia timur. Hasil dari Batam akan menjadi referensi untuk membangun rumah sakit di Mandalika,” ungkapnya.
Sementara itu, Direktur Badan Usaha RSBP Batam, Afdhalun Hakim menyambut baik kunjungan Komisi V DPRD NTB tersebut.
“Kami kedatangan tamu istimewa dari teman-teman komisi V DPRD NTB untuk sharing pengalaman. Kami sampaikan bahwa apa yang telah dilakukan rumah sakit ini dan yang akan dilakukan agar terus berkembang sesuai dengan tuntutan layanan masyarakat apalagi kita berada di daerah perbatasan langsung dengan singapura dan Malaysia,” katanya.
Ia berharap dengan keunggulan yang dimiliki Batam saat ini akan dapat memberikan manfaat bagi pertumbuhan devisa negara salah satunya rencana pembentukan KEK Kesehatan di Sekupang .
“Kita ketahui Rp 100-Rp 150 triliun devisa kita bocor ke negara tetangga, bagaimana upaya kita supaya bisa kita tahan minimal 10 persen saja sekitar Rp 10 triliun sudah hebat setiap tahunnya, maka kita terus bangun fasilitas, peralatan, SDM dengan standar internasional dan juga kawasan Sekupang ini akan menjadi KEK kesehatan, ini juga lah yang akan menahan lajunya keluar devisa negara itu dimana nanti investor dari negara asing, dari luar yang bisa membangun KEK dan Batam semakin maju dan madani,” harapnya (leo).