Jiran
Ledakan Covid 19 Singapura Lampaui RI

PANDEMI Covid-19 kembali melonjak di Singapura. Pada Selasa (28/9/2021) kemarin, negara itu mencatat kasus harian baru di atas 2 ribu, tepatnya 2.236 kasus dengan lima kematian tambahan.
Jumlah itu telah melebihi infeksi harian Indonesia di hari yang sama. RI mencatat 2.057 kasus baru meski angka kematian masih tinggi 124 kemarin.
Kenaikan ini sendiri dimulai pada penghujung Agustus 2021.
Pada 31 Agustus, Negeri Singa melaporkan 156 infeksi baru Covid-19. Jumlah kasus kemarin merupakan tertinggi dalam hampir enam minggu.
Pada awalnya,gelombang infeksi terbaru ini diduga diakibatkan oleh penyebaran virus di beberapa halte bus. Untuk klasterisasi, tercatat sekitar sembilan klaster Covid-19 di Singapura dengan transportasi bus.
Tak hanya di halte, virus juga menyebar luas di tempat-tempat pergantian pengemudi bus. Lebih lanjut, ini memudahkan banyak pengemudi yang terinfeksi dan mulai menyebarkannya di bus.
Meski begitu, Pemerintah Singapura belum mengambil langkah-langkah pencegahan dan pengetatan mobilitas publik. Yang terjadi justru sebaliknya, negara pusat finansial Asia itu membuat peraturan bebas karantina bagi pengunjung yang tiba dari Hong Kong, Taiwan, Brunei, dan Jerman.

Pemerintah Singapura sendiri berdalih bahwa angka vaksinasi di negara itu seharusnya dapat menjadi alasan pelonggaran. Pada saat itu,negara itu sudah sepenuhnya memvaksinasi 80% populasi
Memasuki pertengahan bulan, negara itu mulai mencatatkan rekor kenaikan kasus di atas 500 infeksi perhari. Ini mulai menjadi peringatan yang penting untuk segera melakukan pengetatan protokol kesehatan.
Bahkan otoritas sudah memprediksi bahwa kasus dapat mencapai 2 ribu perhari. Pasalnya tingkat reproduksi virus (R) di negeri itu tinggi.
“Segera, kita akan mencapai 1.000 kasus baru sehari, dan dalam waktu beberapa minggu, kita mungkin akan mencapai 2.000 kasus baru sehari,” kata Menteri Keuangan dan Ketua Bersama Gugus Tugas Lawrence Wong beberapa pekan lalu.
Pada akhir bulan September, kasus sudah mulai menembus di atas seribu perhari. Hal ini pun sontak membuat unit respon kesehatan negara maju memperingatkan akan potensi fasilitas kesehatan yang kewalahan.
Otoritas meminta pasien positif yang sudah divaksin dan tidak memiliki kormobid melakukan karantina di rumah.
Rumah sakit hanya bagi mereka yang benar-benar mendesak.
“Lonjakan kasus telah menyebabkan penundaan dan kami meminta kesabaran dan pengertian Anda. Kami merampingkan operasi kami dan akan menghubungi Anda sesegera mungkin,” kata pernyataan resmi Kementerian Kesehatan Singapura (MOH).
Akhirnya dengan kasus harian di atas level seribu perharinya, Singapura pun mulai menarik rem daruratnya, Senin (27/9/2021). Negeri itu memperketat mobilitas publik.
Peraturan itu sendiri mengatur pembatasan pengunjung di tempat-tempat publik seperti sekolah, perkantoran, restoran, dan kunjungan ke kediaman.
“Meskipun melakukan hal itu mungkin tidak segera mengurangi jumlah infeksi baru setiap hari, itu akan memungkinkan kita untuk memperlambat penyebaran dan menghindari beban petugas kesehatan kita,” ujar Wakil Ketua Gugus Tugas Multi-kementerian Covid-19 Gan Kim Yong.
Untuk sekolah di kelompok usia 12 tahun ke bawah, pertemuan tatap muka ditiadakan. Untuk usia 12 tahun ke atas, diizinkan dengan kapasitas minimum dan sangat dilakukan secara online.
Kemudian, di perkantoran, pejabat berwenang meminta sebisa mungkin kegiatan dilakukan secara online. Apabila diharuskan untuk bekerja, masyarakat diminta melakukan tes Covid-19 sebelum masuk kerja.
Untuk restoran, pemerintah mengizinkan maksimal dua orang yang telah divaksinasi untuk satu meja. Selanjutnya, untuk kunjungan ke kediaman, otoritas hanya mengizinkan satu kali penerimaan kunjungan dalam satu hari.
Warga senior diminta tidak datang ke tempat ibadah. Pengetatan berlaku sejak Senin (27/9/2021) hingga 24 Oktober nanti, alias satu bulan.
(*)
Sumber : CNBC