Khas
Realisasi Investasi 2022 di Kepri Turun 25 Persen dan Batam Turun 8,4 Persen

CAPAIAN realisasi investasi di Kepulauan Riau (Kepri) sepanjang 2022 mengalami penurunan sebesar 25 persen dibanding tahun 2021.
Berdasarkan data dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), realisasi investasi 2022 sebesar Rp 18,71 triliun dari 3.222 proyek, yang terdiri dari investasi penanaman modal asing sebesar Rp 13,89 triliun dan investasi PMDN sebesar 4,92 triliun. Capaian tersebut turun dibanding tahun 2021 yang sebesar Rp 25,01 triliun dari 3.651 proyek.
Dari capaian tersebut, realisasi investasi PMA di Kepri turun 8,8 persen dari Rp 15,24 triliun di 2021 menjadi Rp 13,89 triliun di 2022. Sedangkan realisasi investasi PMDN turun 49 persen dari Rp 9,77 triliun di 2021 menjadi Rp 4,92 triliun di 2022.
Sedangkan untuk triwulan I 2023, realisasi investasi penanaman modal asing (PMA) Kepri sebesar US$ 239 juta dari 985 proyek. Capaian tersebut belum membawa Kepri merangsek ke 10 besar. Sama seperti tahun sebelumnya, provinsi kepulauan tersebut masih bertahan di posisi 13.
Sementara untuk penanaman modal dalam negeri (PMDN), jumlahnya sebesar Rp 1,6 triliun dari 2.181 proyek. Posisi Kepri berada peringkat 20.
Realisasi investasi Kepri tertolong oleh realisasi investasi Batam, yang selalu berkontribusi di atas 50 persen. Pada tahun 2022 lalu, realisasi investasi di Batam sebesar Rp 13,63 triliun, terdiri dari investasi PMA sebesar Rp 11,11 triliun dan investasi PMDN sebesar Rp 2,52 triliun. Batam menyumbang 73 persen dari realisasi investasi Kepri sebesar Rp 18,71 triliun.
Namun sebenarnya realisasi investasi di Batam juga ikut mengalami penurunan. Secara keseluruhan realisasi investasi di Batam turun 8,4 persen dari Rp 14,88 triliun dari 2.447 proyek di 2021 menjadi Rp 13,63 triliun dari 2.200 proyek di 2022.
Meski turun, tapi realisasi investasi PMA di Batam justru meningkat 48 persen dari Rp 7,96 triliun di 2021 menjadi Rp 11,11 triliun di 2022.
Hal tersebut tidak berlaku untuk realisasi investasi PMDN. Penurunannya cukup signifikan, dan menjadi penyebab mengapa realisasi investasi di Batam mengalami kontraksi.
Penurunannya capai 66 persen dari Rp 7,52 triliun di 2021 menjadi Rp 2,52 triliun di 2022.
BKPM telah memberikan target realisasi investasi 2022 kepada Kepri sebesar Rp 50,3 triliun, dimana Batam ditargetkan Rp 31,6 triliun.
Dengan capaian tersebut, maka Kepri baru 37,19 persen dari target yang ditetapkan BKPM. Sedangkan Batam baru tercapai 43,13 persen dari targetnya (leo).