KASUS keruntuhan plafon Masjid Tanjik yang terjadi beberapa waktu lalu memancing perhatian Kejaksaan Negeri (Kejari) Batam. Korps Adhyaksa tersebtu mulai menyelidiki penyebab terjadinya hal tersebut.
Saat ditanya tanggapannya, Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam, Muhammad Rudi mengatakan penyelidikan tersebut merupakan hal yang biasa-biasa saja. “Kalau penyelidikan biasa-biasa saja, tapi kalau penyidikan baru luar biasa. Semua masalah memang harus dilidik, biar tahu masalahnya. Jadi kita welcome kepada siapa saja,” katanya di Batuampar, Minggu (11/9).
Menurut Rudi, ketika penyelidikan berjalan sebagaimana mestinya, maka jika hasilnya menunjukkan adanya kerugian negara, pihak terkait siap bertanggungjawab. “Kalau sampai merugikan negara, maka Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) yang menanggung. Kalau perusahaan (kontraktor) yang salah, mereka yang tanggung,” jelasnya.
Rudi juga sudah menugaskan Satuan Pengawas Internal (SPI) BP Batam untuk memeriksa kejadian ini. Sementara itu, kontraktor masih bertanggungjawab memperbaiki, karena masih dalam tahap pemeliharaan. Rudi juga memastikan tidak ada perubahan struktur dari bagian dalam masjid tersebut.
“Setelah dilihat, besi semua malah berlebih. Kekuatan akan dikaji kembali. Lagipula masih dalam masa pemeliharaan, jadi belum selesai. Kalau spek sesuai dengan desain bangunan, maka selesai juga. Jadi tidak usah berandai-andai,” terangnya.
Sebelumnya, plafon salah satu masjid terbaru di Batam, yakni Masjid Tanjak runtuh, Kamis (8/9). Berdasarkan video yang viral di tengah warga Batam, plafon yang runtuh tersebut hampir mencakup seluruh bagian kubah masjid.
Selaku pengelola Masjid Tanjak, Badan Pengusahaan (BP) Batam mengakui terjadi kerusakan parah di masjid tersebut. Mereka menduga penyebabnya karena curah hujan yang membuat kelembaban tinggi di plafon.
Sebagai infomrasi, proyek pembangunan Masjid Tanjak telah dilakukan sejak 23 Desember 2020. Kontraktor pemenang PT Nenci Citra Pratama. Masjid terbaru ini dibangun di atas lahan seluas 15 ribu meter pesegi, dengan total luas bangunan mencapai 4.983 meter persegi. Terdiri dari dua lantai, dengan lantai bawah sleuas 1.963 meter persegi, serta lantai mezzanine seluas 460 meter persegi.
Konsep dari bangunan masjid ini terinspirasi dari bentuk tanjak, yang merupakan lambang kewibawaan dan identitas dikalangan masyarakat Melayu.
Adapun fasilitas penunjang yang dapat dinikmati wisatawan yakni kolam air mancur, area parkir umum, area parkir VVIP dan taman untuk kegiatan outdoor.
Nilai kontrak pembangunan masjid ini mencapai hampir Rp 40 milyar ini, dengan waktu pelaksanaan pekerjaan selama 16 bulan (leo).