PEMERINTAH Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) mendapat arahan dari Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin, terkait vaksin booster, menyusul meningkatnya jumlah kasus virus Covid-19 varian baru X-BB di Singapura.
Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Kepri, Adi Prihantara, mengatakan adanya kasus virus Covid-19 varian baru X-BB yang mengintai Indonesia, membuat Pemprov Kepri kembali meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran virus Covid-19.
Hal tersebut disampaikan Adi dalam rapat koordinasi (rakor) pelaksanaan vaksin booster pada Desember 2022 mendatang, di ruang rapat utama lantai 4, Kantor Gubernur Kepri, Dompak, Tanjungpinang, Senin (31/10/2022).
“Rakor ini merupakan tindak lanjut dari arahan Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin terkait peralihan situasi pandemi Covid-19 yang terjadi di Indonesia khususnya Provinsi Kepri,” kata Sekdaprov.
Sementara itu, Wakil Ketua Harian Satuan Tugas (Satgas) Covid-19, Tjetjep Yudiana, menjelaskan situasi Covid-19 di Kepri saat ini ada 55 orang yang terpapar, di antaranya di Batam ada 39 kasus aktif, Tanjungpinang 3 kasus aktif, Bintan 6 kasus aktif, dan Karimun 7 kasus aktif.
Dijelaskan Tjetjep, jika dilihat dari jumlah kasus positif Covid-19 di Kepri, maka sudah menembus angka 66,159 ribu orang sejak awal kasus pada tahun 2020 dari bulan Maret. Setelah itu yang meninggal dunia akibat Covid-19 di Kepri saat ini mencapai angka 1,951 ribu orang.
“Saat ini kasus positif Covid-19 di Kepri sudah menurun, namun kasus positif Covid di Kepri masih ada, dari sekarang yang seperti ini harus kita cegah, supaya jangan terpapar apalagi ada varian baru X-BB yang sekarang sedang mengganas di Singapura,” jelasnya.
Tjetjep mengatakan varian baru X-BB ini di Indonesia sudah ditemukan 4 kasus sejauh ini seluruhnya sudah sembuh. Kasus varian X-BB sendiri di Singapura sudah mencapai 4,631 ribu orang sejak 29 Oktober, dan kasus aktif hari ini di Singapura sudah mencapai 50.000 kasus aktif.
Secara spesifik varian X-BB ini lebih cepat menular, tapi case fatality rate-nya rendah. Di Singapura sendiri dari 50.000 ribu kasus aktif yang dirawat di rumah sakit rata-rata hanya 150 kasus perhari, dan dari 150 kasus ini yang meninggal antara 5-10 persen.
“Kasus-kasus yang meninggal ini merupakan dari para lansia atau yang memiliki komorbid yang tidak tervaksin, di Indonesia sendiri banyak sekali kasus-kasus seperti ini, banyak yang tidak tervaksin apalagi vaksin booster,” sebutnya.
“Jadi menurut arahan Menkes RI masyarakat Indonesia khususnya masyarakat Kepri wajib vaksin booster pertama setelah itu mengikuti vaksin booster kedua yang akan dilaksanakan pada bulan Desember 2022 sampai bulan Januari 2023,” sambungnya.
Selanjutnya, Tjetjep juga menjelaskan menurut prediksi Menkes Budi Gunadi Sadikin kasus Covid-19 varian X-BB di Indonesia akan terjadi di bulan Februari 2023, tapi menurut jubir Covid-19 kasus Covid-19 varian X-BB akan lebih cepat lagi yaitu pada bulan Januari 2023.
“Saya mengimbau kepada Pemprov Kepri dan stakeholder terkait agar vaksinasi akan ditingkatkan kembali pada bulan Desember 2022 dan Januari 2023,” imbuhnya.
Terakhir, Tjetjep mengimbau kepada Pemprov Kepri agar displin protokol kesehatan harus di tegakkan kembali khususnya di daerah terminal, pelabuhan, bandara, di tempat kerumunan, di pasar swalayan, sarana peribadatan, perkantoran dan tempat umum lainnya.
“Tempat-tempat pusat keramaian harus dilaksanakan protokol kesehatan, agar kasus Covid-19 di Kepri tidak naik kembali,” imbuhnya.
Sementara itu, setelah mendengar pemaparan dari Wakahar Satgas Covid-19 Tjetjep Yudiana, Sekdaprov Adi meminta kepada semua pihak yang menangani kasus Covid-19 ini agar berkoordinasi dan berkolaborasi.
Ia juga mengimbau kepada semua pihak yang menangani kasus Covid-19 agar peralatan dan kondisi sarana dan prasarana yang menunjang kasus Covid-19 harus disiapkan dengan baik sesuai dengan pembidangan tugas masing-masing.
“Kita harus tingkatkan kembali kewaspadaan kita, kalau kasus Covid-19 di Kepri kembali membeludak kita sudah diposisi masing-masing,” pesannya.
(*)