Hubungi kami di

Khas

Tradisi Ketupat Lebaran Hari Raya Idul Fitri

Terbit

|

Ilustrasi. Ketupat. F/ Wikipedia

PERAYAAN Idul Fitri 1444 H sudah didepan mata. Hari raya terbesar bagi umat muslim ini begitu antusias disambut kedatanganya oleh umat Islam dimanapun berada dibelahan dunia ini.

Beberapa hal yang cukup menarik saat perayaan hari Raya Idul Fitri, antara lain Idul Fitri dirayakan oleh umat Islam setelah melakukan ibadah wajib yakni, ibadah puasa selama satu bulan penuh di bulan Ramadhan.

Hari raya Idul Fitri identik dengan hari perayaan kemenangan bagi umat Islam, setelah sebulan lamanya mereka berpuasa (menahan makan, minum dan hawa nafsu lainya) disiang hari, yang juga disebut bulan ujian.

Hal lain yang istimewa dalam perayaan Idul Fitri adalah menu makanan istimewa berupa Ketupat. Makanan yang terbuat dari bahan dasar beras, seperti halnya lontong, namun ketupat dibungkus dengan daun kelapa.

Aneka ragam penyajian makanan ketupat akan banyak ditemui disaat perayaan Idul Fitri.

Lalu, apa sebenarnya makna ketupat? Bagaimana sejarah hadirnya ketupat di Indonesia? Simak artikel berikut ini.

Asal-usul Ketupat Lebaran: Apa itu Ketupat?

MENURUT Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ketupat adalah makanan yang dibuat dari beras yang dimasukkan ke dalam anyaman pucuk daun kelapa, berbentuk kantong segi empat dan sebagainya, kemudian direbus, dimakan sebagai pengganti nasi. Ketupat menjadi hidangan khas Lebaran yang terus ada hingga saat ini.

BACA JUGA :  Pererat Silaturahmi, BP Batam Gelar Pertandingan Persahabatan Lawan Polda Kepri

Makna Ketupat Lebaran
MELANSIR situs Diskominfo Provinsi Kalimantan Timur, “ketupat” atau “kupat” berasal dari bahasa Jawa “ngaku lepat” yang artinya “mengakui kesalahan”. Oleh karena itu, ketupat Lebaran digambarkan sebagai simbol umat Muslim yang mengakui kesalahan dan saling memaafkan serta melupakan kesalahan saat momentum Lebaran Idul Fitri.

KETUPAT juga berarti “laku papat” atau empat laku yang tercermin dari empat sisi ketupat, yaitu:

  • Lebaran, dari kata dasar ‘lebar’ artinya pintu ampun dibuka untuk orang lain
  • Luberan, dari kata dasar ‘luber’ artinya melimpah dan memberi sedekah pada orang yang membutuhkan
  • Leburan, dari kata dasar ‘lebur’ artinya bermakna melebur dosa yang dilalui selama satu tahun
  • Laburan, merupakan kata lain ‘kapur’ artinya menyucikan diri atau putih kembali seperti bayi.

Asal-usul Ketupat Lebaran di Indonesia

DIKUTIP dari situs NU Online, Sejarawan Agus Sunyoto (2016) mengatakan lebaran ketupat adalah tradisi asli Indonesia. Hal itu diambil dari satu hadits, “man shoma ramadhana tsumma atba’ahu syi’ta minsyawwalin fakaana shama kasiyaamidahron” (Barang siapa yang berpuasa Ramadhan, kemudian dilanjutkan dengan berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka seperti telah berpuasa selama setahun penuh) -HR Muslim.

Orang yang berpuasa seperti itu disebut kaffah atau kafatan, artinya sempurna. Kemudian, orang Indonesia menyebutnya kupat (ketupat) atau kupatan.

BACA JUGA :  Bila Huawei Tanpa Aplikasi Android

Itu sebabnya, setelah puasa Syawal, ada hari raya ketupat yang artinya hari raya sempurna.

Lalu, H.J de Graaf dalam Malay Annal menyebutkan bahwa ketupat merupakan simbol perayaan hari raya Islam pada masa pemerintahan Kerajaan Demak yang dipimpin Raden Patah pada abad ke-15.

Bungkus ketupat yang terbuat dari janur digunakan untuk menunjukkan identitas masyarakat pesisir yang banyak ditumbuhi pohon kelapa atau nyiur.

Kemudian, masyarakat pesisir yang identik dengan makanan khas dengan bungkus janur tersebut membuat Sunan Kalijaga menggunakan ketupat sebagai media dakwah untuk menyebarkan Islam.

Ketupat semakin popular di kalangan umat Islam sendiri ketika Sunan Kalijaga menggunakan ketupat sebagai simbol lebaran ketupat, perayaan yang dilakukan pada 8 Syawal atau seminggu setelah Idul Fitri dan setelah enam hari berpuasa syawal.

Tradisi menyajikan ketupat lalu berlanjut pada masa kerajaan Islam, yaitu pada masa Kerajaan Demak dan Mataram Islam. Pemandangan tersebut terlihat ketika masyarakat Keraton di Yogyakarta, Surakarta, dan Cirebon melakukan upacara selametan yang disebut sekaten atau grebeg mulud yang dibarengi dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad saw. Ketupat menjadi bagian dari sajian penting dalam upacara tersebut.

(*/zah)

Dari berbagai sumber.

Advertisement
Berikan Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Sebaran

Facebook