Uang
Ekonomi Indonesia Diproyeksi Tumbuh 5,04% di Kuartal IV

PEREKONOMIAN Indonesia Diproyeksi tumbuh pada kuartal IV/2021. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk memproyeksipertumbuhan ekonomi RI pada kuartal IV tahun ini mencapai 5,04 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Secara keseluruhan, sepanjang tahun ini, pertumbuhan ekonomi diprediksi menembus level 3,69 persen.
Direktur Treasury & International Banking Bank Mandiri, Panji Irawan, optimistis pertumbuhan kuartal IV 2021 bakal lebih baik dari kuartal sebelumnya, karena terpantau terjadi perbaikan berbagai indikator ekonomi di dalam negeri.
Pertama, mobilitas masyarakat pada November yang telah meningkat melampaui level sebelum pandemi. Kedua, indeks keyakinan konsumen (IKK) Oktober 2021 tembus level optimis menjadi 113,4.
“Setelah berada pada level pesimis selama tiga bulan berturut-turut dari Juli sampai September 2021 karena memproteksi kesehatan dan keselamatan rakyat melalui penerapan PPKM,” ujarnya pada konferensi pers kuartalan daring, Rabu (8/12).
Ketiga, indeks pengeluaran masyarakat lewat Mandiri Spending Index naik signifikan. Hingga 14 November, pengeluaran mencapai level 137 atau mendekati puncak belanja pada saat Lebaran 2021 yang berada pada posisi 137,5.
Keempat, indeks manufaktur atau Purchasing Manager Index (PMI) selama tiga bulan berturut-turut, mulai dari September sampai dengan November 2021 menunjukkan kondisi yang ekspansif.
Di sisi lain, Panji menyebut inflasi dalam negeri juga cukup terkendali di level 1,75 persen pada November 2021, di bawah target Bank Indonesia (BI) yang sebesar plus minus 3 persen.
“Kami memperkirakan inflasi masih akan tetap terkendali dan berada di bawah target BI sampai dengan akhir tahun ini,” imbuh dia.
Dari sisi eksternal, ia memaparkan neraca perdagangan Indonesia menunjukkan tren surplus. Misalnya pada Oktober 2021 surplus neraca perdagangan mencapai rekor tertinggi sepanjang sejarah sebesar US$5,7 miliar.
Sedangkan akumulasi surplus neraca perdagangan dari Januari sampai Oktober 2021 mencapai US$30,8 miliar, lebih tinggi dari periode sama 2020 yang sebesar US$16,9 miliar.
Lalu, kinerja neraca transaksi berjalan Indonesia pada kuartal III 2021 juga positif dengan surplus US$4,47 miliar atau 1,49 persen terhadap PDB, didorong oleh peningkatan surplus neraca barang.
“Kondisi eksternal Indonesia yang sangat baik diperkirakan mampu menahan gejolak pasar yang timbul karena dampak dari normalisasi kebijakan moneter di negara-negara maju, khususnya AS atau yang juga biasa disebut dengan tapering off,” beber dia.
Khusus untuk tahun depan, Bank Mandiri memproyeksikan pertumbuhan ekonomi RI pulih di level 5,17 persen. Sedangkan, inflasi akan naik menjadi 3,1 persen.
BUMN tersebut juga memprediksi BI bakal melonggarkan kebijakan fiskal dengan menaikkan suku bunga menjadi 4 persen.
Bank Mandiri turut memproyeksi nilai tukar rupiah bakal ada di kisaran Rp 14.392 per dolar AS. Sementara, untuk imbal hasil (yield) obligasi Pemerintah Indonesia tahun depan diprediksi mencapai 6,72 persen.
Sementara itu, Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE), Piter Abdullah, Jumat (3/12/2021) lalu, menyampaikan bahwa pertumbuhan perekonomian RI diperkirakan bisa mencapai pertumbuhan seperti pada kuartal II/2021 yaitu di atas 7 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Seperti diketahui, PDB Indonesia tumbuh sebesar 7,07 persen (yoy) pada kuartal II/2021 setelah empat kuartal berturut-turut mengalami kontraksi sejak kuartal II/2020.
“Kita meyakini pada kuartal IV/2021 ekonomi bisa tumbuh lebih baik. Walaupun banyak pandangan berbeda, saya meyakini ekonomi bahkan bisa mengulang [capaian] pertumbuhan di kuartal II/2021 ini yaitu tumbuh di atas 7 persen,” kata Piter
Ke depannya, Piter menilai proses pemulihan akan tetap berlanjut. Salah satu indikator, yaitu konsumsi masyarakat diperkirakan akan terus membaik. Hal itu terlihat dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Oktober 2021 yang sudah kembali ke level optimis di 113,4. IKK terus meningkat dari level pesimis pada September 2021 sebesar 95,5 dan sebelumnya 77,3 pada Agustus 2021.
“Indeks penjualan riil juga mulai membaik walaupun sempat menurun pada kuartal III/2021. Jadi kondisi ekonomi kita sangat bergantung pada kondisi pandemi,” kata Piter.
Oleh sebab itu, Piter menilai penting bagi Indonesia untuk menghindari adanya gelombang ketiga penyebaran Covid-19. Terutama, kenaikan kasus yang dipicu oleh varian baru Omicron.
(*)
sumber: CNN Indonesia | Bisnis.com