PEMADAMAN bergilir kembali dilakukan Bright PLN Batam. Durasinya cukup lama, mencapai dua hingga tiga jam. Kali ini, sebab mati lampu karena adanya gangguan di salah satu unit pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) Mitra Energi Batam (MEB) di Panaran.
“Kami mohon maaf atas pemadaman listrik ini, dalam beberapa hari terakhir. Selain itu, beberapa daerah di Batam dan sekitarnya sedang dilakukan manajemen beban, akibat gangguan ini,” kata Vice President of Public Relations PLN Batam, Jumat (11/3).
Ia kemudian menceritakan kronologis kejadian, dimulai seminggu lalu, ketika satu unit mesin berbahan bakar gas uap mengalami gangguan. Hal itu mengakibatkan PLN Batam mengalami kekurangan daya sebesar 11 sampai dengan 22 Megawatt (MW).
Dengan kekurangan daya sebesar 22 MW, maka akan terjadi pemadaman sebesar 4,5 persen dari total kebutuhan listrik di Batam, dalam dua minggu terakhir.
Bukti mengungkapkan bahwa petugas PLN saat ini berupaya untuk memperbaiki gangguan tersebut. Pasalnya, sistem kelistrikan di Batam ini memang ditopang oleh mesin utama berbahan bakar uap dan gas, disampung pembangkit-pembangkit diesel dengan kapasitas kecil.
PLN Batam masih terus mengupayakan perbaikan gangguan pada mesin, serta secara bersamaan mendatangkan komponen mesin dari Finlandia.
Kemudian, PLN Batam juga telah mempersiapkan solusi jangka panjang dengan mempercepat pembangunan PLTG Baloi sebesar 30 MW yang rencananya akan rampung pada pertengahan April 2022 ini.
“Oleh sebab itu, untuk beberapa waktu ke depan akan melakukan manajemen beban. Pada waktu beban puncak siang sekitar pukul 13.00-15.00 WIB akan dilakukan manajemen beban sebesar 11 MW, bisa meningkat 22 MW jika cuaca terik di siang hari. Selain itu pemadaman terencana diusahakan tidak terjadi pada malam hari agar tidak mengganggu aktivitas dan waktu istirahat pelanggan,” kata Bukti berjanji (leo).