SAAT bersilaturahmi dengan Keluarga Besar Jamiyyah Persatuan Islam (Persis), di Masjid PP Persis Bandung, Jawa Barat, Selasa (17/10) malam kemarin, Presiden Joko Widodo berbicara blak-blakan masalah yang berkaitan dengan PKI.
Terutama berseliwerannya cerita yang menyangkutkan dirinya dengan PKI.
Menurut Jokowi, di media-media sosial ada yang menampilkan tokoh PKI yaitu DN Aidit tahun 1955 yang berpidato di dekatnya ada dirinya. Jokowi mengaku heran. Gambarnya persis dirinya. Jokowi juga mengaku bahwa itu memang gambar dirinya.
Masalahnya, lanjut Jokowi, tahun 1955 itu ia belum lahir. Bahkan waktu PKI dibubarkan tahun 1965, Jokowi mengaku masih balita (bawah lima tahun).

“Ya itulah informasi-informasi yang berseliweran, ya tentu saja harus saya jawab itu. Kalau ndak nanti kalau ada yang percaya kan berbahaya sekali seperti itu. Ada isu ada yang percaya, berbahaya kalau ndak saya ngomong blak-blakan seperti ini,” katanya.
Karena dirinya tidak, karena masih balita, Jokowi menjelaskan, isu PKI ganti diarahkan ke orang tuanya. Ia mengaku tidak habis pikir, karena sebetulnya gampang sekali untuk membuktikan.
Ia mengingatkan, sekarang ini dunia sangat terbuka. Kalau mau cek entah keluarga, entah bapak ibu, entah kakek nenek, juga sangat mudah sekali.
“Persis memiliki cabang di Solo ndak Pak kyai? Oh di Jawa Tengah, di Jawa Tengah kan ada, ya tabayyun saja ke sana biar betul-betul mantep gitu lho,” tutur Jokowi.
Diakuinya, jika kadang-kadang isu soal PKI itu hanya berseliweran seperti itu. Namun, jika lama-lama informasi itu ada terus bisa dianggap sebuah kebenaran.
“Kalau saya terbuka saja, kami persilakan itu,” ujarnya.
(*)