KERUSUHAN di Kazakhstan tidak hanya menimbulkan puluhan korban jiwa baik dari kepolisian maupun demostran. Kerusuhan dipicu oleh kebijakan pemerinta yang menaikkan harga LPG.
Seperti diungkapkan Kementerian Dalam Negeri Kazakhstan pada Minggu (9/1/2021), sedikitnya 5.000 orang sudah ditangkap atas kerusuhan yang mengguncang negara terbesar di Asia Tengah itu sejak pekan lalu.
Mengutip dari media lokal, kantor Berita AFP memberitakan total ada 5.135 orang yang telah ditahan untuk diinterogasi sebagai bagian dari 125 penyelidikan terpisah atas kerusuhan tersebut.
Seperti diketahui, Kazakhstan telah diguncang kerusuhan selama seminggu dengan puluhan orang tewas.
Kenaikan harga bahan bakar memicu kerusuhan selama seminggu yang lalu di wilayah provinsi barat.
Tetapi kerusuhan dengan cepat mencapai kota-kota besar di negara kaya energi berpenduduk sekitar 19 juta orang itu, termasuk di pusat ekonomi Almaty, di mana kerusuhan meletus dan polisi melepaskan tembakan menggunakan peluru tajam.
Kementerian Dalam Negeri Kazakhstan mengatakan perkiraan awal menyebutkan kerugian akibat kerusakan properti dalam kerusuhan Kazakhstan ini mencapai sekitar 175 juta euro atau 198 juta dollar AS.
Lebih dari 100 bisnis dan bank telah diserang dan dijarah, serta lebih dari 400 kendaraan dihancurkan.
“Hari ini situasinya stabil di semua wilayah negara,” kata Menteri Dalam Negeri, Erlan Turgumbayev.
Dia menambahkan bahwa operasi kontra-teror terus berlanjut dalam upaya untuk menegakkan kembali ketertiban di Kazakhstan.
Sebelumnya, seorang koresponden AFP melaporkan pada Sabtu (8/1/2022), bawah suasana relatif tenang kembali ke Almaty.
Tapi, polisi terkadang masih melepaskan tembakan ke udara untuk menghentikan orang-orang yang mendekati alun-alun pusat kota.
(*)
sumber: Kompas.com