JURU Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Tjetjep Yudiana, menyebutkan ditemukan satu kasus Omicron BN.1 di Kepri pada September 2022 berdasarkan hasil penelitian Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Untuk itu, ia meminta warga mewaspadai Omicron BN.1, subvarian Covid-19. Selain di Kepri, kasus Omicron BN.1 juga ditemukan di Jakarta.
“Sampai sekarang kami belum menerima laporan kasus Omicron BN.1 lainnya. Namun jumlah kasus Omicron BN.1 itu potensial meningkat bila masyarakat tidak disiplin prokes. Apalagi mobilitas penduduk dari Kepri ke Jakarta atau sebaliknya cukup tinggi,” uja Tjetjep, Sabtu (10/12/2022).
Menurut dia, orang-orang yang terinfeksi virus itu tidak selalu bergejala berat. Pasien memiliki gejala sedang dan berat setelah terinfeksi virus itu bila tidak memiliki ketahanan tubuh yang baik, dan belum mendapatkan vaksin booster.
Namun ada orang yang tidak bergejala, meski terinfeksi virus itu, karena memiliki ketahanan tubuh yang baik, dan sudah divaksinasi.
“Virus itu mirip seperti varian Omicron lainnya. Cara mencegahnya pun sama, cukup menggunakan masker saat berinteraksi dan rajin membersihkan tangan,” ucap Tjetjep.
Mantan Kepala Dinas Kesehatan Kepri itu menuturkan jumlah kasus aktif Covid-19 di wilayah itu dalam setengah bulan terakhir mengalami penurun cukup signifikan.
Saat ini, kata dia, jumlah kasus aktif Covid-19 tinggal 84 orang, dengan rincian Batam sebanyak 22 orang, Tanjungpinang 26 orang, Kabupaten Bintan 26 orang, Kabupaten Karimun lima orang, dan Kabupaten Natuna lima orang.
Kabupaten Kepulauan Anambas dan Kabupaten Lingga nihil kasus aktif Covid-19. Kasus kematian akibat Covid-19 masih terjadi, meski tidak signifikan.
Secara umum, menurut dia pasien yang meninggal dunia setelah tertular Covid-19 sudah lansia dan belum vaksinasi dosis booster.
“Dalam sehari rata-rata adaatu pasien Covid-19 yang meninggal dunia setelah tertular Covid-19,” ujarnya.
(*)
Sumber: Antara