BADAN Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Tanjungpinang, memprediksi cuaca ekstrem dan angin kencang masih melanda di wilayah Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) sampai bulan April 2023. Cuaca ekstrem ini masih dipengaruhi musim angin utara.
Prakirawan BMKG Tanjungpinang, Robby Akbar, mengatakan kecepatan angin, khususnya Pulau Bintan saat ini mencapai 35 kilometer per jam, sedangkan kecepatan angin normal berkisar 25 kilometer per jam.
“Puncak kecepatan angin tinggi diprediksi terjadi pada bulan Maret 2023,” katanya di Tanjungpinang, dikutip dari Antara, Kamis (2/3/2023).
Oleh karena itu, BMKG turut mengimbau operator kapal serta masyarakat yang akan menggunakan transportasi laut mengikuti perkembangan cuaca terbaru sebelum berlayar guna menghindari terjadinya kecelakaan laut dipicu cuaca ekstrem dan gelombang tinggi.
Demikian pula dengan masyarakat di kawasan pesisir supaya mewaspadai angin puting puling.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Kepri, Junaidi, mengatakan intensitas cuaca ekstrem saat ini berlangsung cukup lama, terhitung sejak bulan November 2022 dan diprediksi sampai bulan April 2023 atau Lebaran Idulfitri.
Padahal, kata Junaidi, biasanya setelah perayaan Imlek atau Cap Go Meh di bulan Februari 2023, kondisi cuaca sudah kembali normal. Namun, sampai bulan Maret 2023 cuaca ternyata masih terpantau ekstrem.
“Mudah-mudahan menjelang Lebaran Idulfitri 1444 Hijriah cuaca sudah normal lagi, karena aktivitas mudik menggunakan transportasi laut tahun ini diperkirakan meningkat,” ujarnya.
Ia mengatakan secara umum aktivitas pelayaran di wilayah perairan Kepri sekarang berjalan aman dan lancar. Hanya saja, jadwal keberangkatan kapal belakangan mengalami perubahan waktu akibat faktor cuaca ekstrem.
Pihaknya juga meminta operator kapal antarpulau di daerah tersebut mematuhi informasi cuaca yang disampaikan BMKG sebelum berlayar karena cuaca tengah ekstrem.
“Kalau ada larangan berlayar dari BMKG terkait cuaca ekstrem, KSOP atau pengelola pelabuhan dapat menindaklanjutinya ke operator kapal. Karena apabila dipaksakan tetap berangkat, dapat membahayakan keselamatan penumpang,” kata Junaidi.
Dia turut mengimbau jika kapal sedang dalam perjalanan diterjang cuaca ekstrem, sebaiknya segera mencari tempat atau pelabuhan terdekat untuk berlindung sampai keadaan cuaca membaik.
(*/pir)