KAMPANYE malvertising baru memanfaatkan situs web yang disusupi untuk mempromosikan aplikasi PyCharm palsu melalui Iklan Penelusuran Dinamis di Google, dilaporkan mulai marak terjadi belakangan ini.
Tanpa sepengetahuan pemilik situs, iklan otomatis yang tampil di Google ini dibuat untuk mempromosikan program pengembangan Python populer tersebut untuk mengecoh orang yang melakukan penelusuran.
Korban yang mengklik iklan akan diarahkan ke situs web yang telah disusupi tautan palsu untuk mengunduh aplikasi. Namun, aplikasi tersebut nantinya hanya akan menginstal lebih banyak malware di perangkat korban.
Dilaporkan, beberapa situs web yang terlibat merupakan situs yang menawarkan jasa perencanaan pernikahan tanpa nama. Diketahui, situs itu telah disusupi dengan tautan palsu ke perangkat lunak PyCharm.
Dikutip dari The Hacker News, Minggu (5/11/2023), para korban diarahkan ke situs web palsu ini melalui Dynamic Search Ads, iklan Google yang disesuaikan berdasarkan riwayat penelusuran dan konten situs.
Dijelaskan lebih lanjut, situs web berbahaya itu lantas ditampilkan sebagai iklan di situs lain dengan memanfaatkan layanan Dynamic Search Ads dari Google. Kondisi tersebut membuat pemilik situs yang disusupi tersebut secara tidak langsung menjadi perantara malware, sekaligus korban.
Umumnya, para pelaku membuat kampanye malvertising ini dengan menargetkan situs perhotelan termasuk pelanggan mereka. Tipe serangan ini diprediksi telah menciptakan ancaman global yang mencatatkan jumlah trafik DNS yang signifikan di berbagai negara.
Jangan Asal Klik Link Pembaruan Chrome
tentang keamanan siber, kini makin banyak motif penipuan maupun penyerangan digital, salah satunya melalui pembaruan Chrome palsu. Pembaruan palsu ini telah beredar sejak lama, dan akan menyerang pengguna dengan menginstal malware di perangkatnya.
Malware ini berpura-pura sebagai pembaruan peramban Chrome asli, tetapi sebenarnya merupakan trojan akses jarak jauh (RAT) yang dapat mengambil alih komputer kamu.
Biasanya, malware ini merupakan awal dari serangan ransomware yang dapat menguras uang dan data kamu tanpa kamu sadari.
Dilansir Cyber Security, Rabu (1/11/2023), para pakar keamanan telah melihat versi baru dari malware ini, yang disebut “FakeUpdateRU” oleh Jerome Segura dari MalwareBytes.
Baru-baru ini, banyak kelompok pencipta malware seperti ini muncul. Untuk mengatasinya, Google telah bertindak cepat dan memblokir sebagian besar situs web yang menyebarkan malware ini.
Penampilan halaman pembaruan Chrome palsu terlihat sangat mirip dengan yang asli. Satu hal yang menonjol adalah file malware terbuat dari kode HTML biasa yang diambil dari situs web Google versi bahasa Inggris.
Hal ini menunjukkan bahwa peretas menggunakan peramban Chrome (berbasis Chromium) untuk membuat malware. Tetapi hal ini juga menyebabkan beberapa kata dalam bahasa Rusia muncul dalam file, bahkan bagi pengguna yang tidak menggunakan Chrome.
Para peretas mengubah beberapa kata pada halaman pembaruan Chrome palsu, seperti “Unduh” menjadi “Perbarui”, untuk mengelabui pengguna agar berpikir bahwa mereka perlu memperbarui peramban mereka.
(sus)