TREN kenaikan bunga acuan di bank-bank sentral dunia yang dikhawatirkan bisa memicu resesi ekonomi, turut mempengaruhi nilai tukar rupiah. Pada perdagangan pasar spot pagi ini, Selasa (31/5/2022), mata uang Garuda berada di posisi Rp 14.571 per dolar AS.
Pagi ini nilai tukar rupiah dibuka melemah 15 poin atau 0,1 persen dari Rp 14.556 per dolar AS pada Senin (30/5) kemarin.
Di kawasan Asia, mayoritas mata uang berada di zona merah. Yen Jepang melemah 0,47 persen, baht Thailand minus 0,26 persen, ringgit Malaysia minus 0,24 persen, peso Filipina minus 0,2 persen, dolar Singapura minus 0,14 persen, yuan China minus 0,12 persen, dan won Korea Selatan minus 0,07 persen.
Hanya dolar Hong Kong yang stagnan dari dolar AS. Begitu juga dengan mata uang utama negara maju, mayoritas melemah dari dolar AS.
Franc Swiss melemah 0,32 persen, euro Eropa minus 0,31 persen, dolar Australia minus 0,27 persen, poundsterling Inggris minus 0,23 persen, dan dolar Kanada minus 0,13 persen. Hanya rubel Rusia yang menguat 0,75 persen.
Menurut Analis Pasar Uang, Ariston Tjendra, rupiah melemah karena diterpa kekhawatiran pasar terhadap kenaikan tingkat bunga acuan bank-bank sentral di dunia. Sebab, tren kenaikan bunga acuan dikhawatirkan bisa memicu resesi ekonomi.
“Ini bisa memberikan tekanan ke aset berisiko, termasuk rupiah hari ini,” ujar Ariston kepada CNNIndonesia.com.
Ia memproyeksi rupiah bergerak di rentang Rp 14.500 sampai Rp 14.600 per dolar AS pada hari ini.
(*)
sumber: CNN Indonesia.com