Hubungi kami di

Tanjung Pinang

Disdagin: Kenaikan Harga Ayam di Tanjungpinang Bukan Dipicu Ekspor ke Singapura

Terbit

|

Wali Kota Tanjungpinang, Rahma, saat memantau harga ayam di Pasan Bintan Center, Tanjungpinang beberapa waktu lalu. F. Dinas Kominfo Tanjungpinang

BEREDARNYA kabar di tingkat penjual dan pembeli ayam potong yang menyebutkan kenaikan harga ayam potong disebabkan oleh adanya ekspor ayam ke Singapura, dibantah Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Tanjungpinang.

Hal ini disampaikan Kepala Disdagin Kota Tanjungpinang, Riany. “Itu tidak benar, kenaikan ayam broiler bukan karena adanya ekspor ke Singapura,” tegas Riany, Kamis (25/5/2023).

Dia menyebutkan, kenaikan ini terjadi karena ketersediaan ayam potong sekarang ini mengalami kekurangan akibat permintaan terlalu banyak pada lebaran Idulfitri 1444 Hijriah lalu.

“Kala itu, ayam yang masih muda sudah dijual oleh peternak karena banyak permintaan. Seharusnya ayam yang muda itu untuk persediaan pasca lebaran, namun karena sudah banyak terjual sehingga persediaan sekarang kurang maka harga menjadi naik,” terangnya.

BACA JUGA :  Budaya Kerja Paruh Waktu Bocah-bocah Singapura

Ia menambahkan, kenaikan harga ayam potong saat ini sekitar Rp 2 ribu per kilogram. Sebelumnya dijual Rp 38 ribu per kilogram, sekarang dijual Rp 40 ribu per kilogram.

Namun demikian, Riany memberi alternatif selain ayam potong segar, masyarakat juga bisa menikmati ayam beku yang dijual dengan harga terjangkau di pasar Tanjungpinang.

“Ayam beku juga bisa jadi alternatif apabila harga sekarang Rp 40 ribu perkilo dianggap memberatkan,” ujarnya.

BACA JUGA :  Tour de Bintan Kembali Digelar pada Oktober 2022

Hal yang sama diungkapkan oleh Kabid Stabilisasi Harga Disdagin, M. Endy Febri. Ia menyebutkan, adanya ekspor ayam ke Singapura oleh salah satu pihak terkait di Bintan sebanyak sebanyak 23.040 ekor itu sangat tidak berpengaruh dengan kenaikan harga ayam saat ini.

Menurutnya pihak distributor ayam mengatakan, kenaikan harga ayam karena persediaan saat ini sangat kurang akibat ayam muda sudah banyak dijual pada lebaran Idulfitri 1444 Hijriah lalu.

“Tapi harga ini akan kembali normal tak lama lagi. Karena masa panen ayam baru sekitar 40 hari,” ujarnya.

(*/pir)

Advertisement
Berikan Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Sebaran

Facebook