Tanjung Pinang
Rumah Sotoh Masjid Raya Sultan Riau Penyengat Pamerkan Koleksi Kutubkhanah Marhum Ahmadi

BILA sedang berkunjung ke Kota Tanjungpinang, sempatkan mampir ke Pulau Penyengat, tepatnya di Rumah Sotoh Masjid Raya Sultan Riau. Di sana sedang berlangsung pameran koleksi Kutubkhanah Marhum Ahmadi.
Di Rumah Sotoh Masjid Raya Sultan Riau Penyengat ini, pengunjung bisa melihat beragam koleksi Kutubkhanah Marhum Ahmadi yang dipamerkan dalam Pameran Kitab dan Mushaf Al Qur’an.
Sebagai informasi, pameran Kitab dan Mushaf Al Qur’an ini akan berlangsung hingga 4 April 2023. Namun, ada rencana akan diperpanjang sampai Hari Raya Idulfitri 1444 Hijriah.
Disana pengunjung dapat melihat sejumlah kitab wakaf Yang Dipertuan Riau Raja Muhammad Yusuf Al-Ahamdi yang masih terawat dengan baik. Pengunjung akan dibuat takjub dengan koleksi yang masih terawat hingga kini.
Koleksi seperti kitab tafsir dan hadits, mushaf Al Qur’an, kitab dan sejarah Tarekat Naqsyabandiah, kamus, ensliklopedia, sejarah Islam, perbandingan agama, sastra Arab, dan kitab-kitab ilmu tabib.
Kitab-kitab itulah menjadi bukti sejarah Pulau Penyengat di masa lampau. Tentunya, memiliki segudang cerita untuk dipelajari para wisatawan. Di setiap koleksi sudah tertulis jelas sejarah yang dimilikinya, namun pastinya lebih senang jika dijelaskan langsung oleh pemandu wisata.
Nah, jika ingin mengetahui dengan jelas informasi mengenai koleksi yang dipamerankan, pengunjung bisa meminta bantuan pemandu wisata lokal yang bertugas di Tourism Information Center (TIC) Penyengat yang dikelola Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Tanjungpinang.
Kepala Disbudpar, Muhammad Nazri, melalui Kabid Destinasi dan Pemasaran Pariwisata, Salmam, menuturkan TIC ini disiapkan untuk memberikan pelayanan kepariwisataan kepada para wisatawan yang berkunjung ke Pulau Penyengat.
“Di TIC ini, kita siapkan satu orang petugas pemandu wisata lokal yang akan memandu wisatawan selama perjalanan berwisata di pulau Penyengat,” kata Salman, Minggu (12/3/2023).
Terpisah, Sejarahwan Kepulauan Riau (Kepri), Aswandi Syahri, menerangkan di Masjid Raya Sultan Riau Penyengat ini tersimpan perpustakaan yang di buka Raja Muhammad Yusuf Al-Ahamdi sekitar tahun 1892.
“Sampai sekarang kitab-kitab peninggalan perpustakaan itu dapat kita lihat. Dan kini sedang dipamerkan di Rumah Sotoh Masjid Raya Sultan Riau Penyengat,” ucap Aswandi.
Pulau Penyengat juga, kata dia, pernah menjadi pusat literasi sastra Melayu yang terkenal pada abad 19 hingga awal abad 20.
Karena menjadi pusat literasi itulah, Belanda melihat pulau Penyengat sangat potensial pada bidang bahasa.
“Kemudian menjadikan bahasa Melayu Riau sebagai sumber bahasa yang akan digunakan di sekolah-sekolah yang menjadi cikal bakal bahasa Indonesia,” terang Aswandi.
(*/pir)