Dengan mengakses situs GoWest.ID, anda setuju dengan kebijakan privasi dan ketentuan penggunaannya.
Setuju
GoWest.IDGoWest.ID
  • Reportase
    ReportaseSimak lebih lanjut
    Dorong Kerjasama Danantara dan Temasek, Prabowo Berharap Bisa Membantu Pengembangan KEK BBK
    50 menit lalu
    Anak Meninggal Dunia Setelah Dirawat di RSUD Embung Fatimah, Berikut Penjelasan Pihak RSUD
    3 jam lalu
    Walikota dan Wakil Walikota Batam Terima Gelar Dato’ dari LAM Kota Batam
    9 jam lalu
    BP Batam Lantik 23 Pejabat Struktural Baru
    21 jam lalu
    Ribuan ASN Dilibatkan Dalam Aksi Goro Masal Pemko Batam
    1 hari lalu
  • Ragam
    RagamSimak lebih lanjut
    Pemko Batam Janji Selesaikan Legalitas Kampung Tua
    2 hari lalu
    Pembangunan Sekolah Luar Biasa di Batam Dimulai Tahun Ini
    3 hari lalu
    Pendaftaran PPDB SD di Batam Sudah Capai 10.774 Akun
    3 hari lalu
    Bahas SPMB 2025/2026, DPRD Batam Khawatir Kuota Terbatas di Sekolah Negeri
    5 hari lalu
    Samurai Biru Jepang Superior, Gasak Timnas Garuda 6 Gol Tanpa Balas
    6 hari lalu
  • Data
    DataSimak lebih lanjut
    Pulau Combol (Tjombol)
    2 minggu lalu
    Pulau Basing, Tanjungpinang
    3 minggu lalu
    Tari Persembahan: Simbol Kehormatan dalam Budaya Melayu
    3 minggu lalu
    Pulau Pemping, Batam
    3 minggu lalu
    Firman Eddy (Bupati Ke-5 Kepulauan Riau)
    3 minggu lalu
  • Program
    ProgramSimak lebih lanjut
    “Segudang Masalah Nelayan di Perairan Teluk Belian” | NGOBROL EVERYWHERE (Full)
    6 bulan lalu
    17
    Ngobrol Everywhere | Nelayan Bengkong dan Segudang Masalahnya
    6 bulan lalu
    Hunting Photo Malam di Washington, DC
    11 bulan lalu
    “Monumen Iwo Jima”
    11 bulan lalu
    #Full “Berkah Qurban di Kandangberkah.id ” | NGOBROL EVERYWHERE ❗
    1 tahun lalu
  • Sudah Punya Akun?
TELUSUR
  • Reportase
    • Artikel
    • Serial
    • In Depth
    • Berita Video
    • Cerita Foto
    • Live!
  • Ragam
    • Budaya
    • Pendidikan
    • Lingkungan
    • Sports
    • Histori
    • Catatan Netizen
  • Data
    • Infrastruktur
    • Industri
    • Statistik
    • Kode Pos
    • Rumah Sakit
    • Rumah Susun
    • Tokoh
    • Wilayah
    • Situs Sejarah
    • Seni
  • Partner
    • VOA Indonesia
    • BenarNews.org
  • Yang Lain
    • Tentang Kami
    • Disclaimer
    • Privacy Policy
    • Pedoman Media Siber
Menyimak: Angin Kencang dan Gelombang Tinggi yang Membuat Gusar
Sebar
Notifikasi Simak lebih lanjut
Aa
Aa
GoWest.IDGoWest.ID
  • Reportase
  • Ragam
  • Program
  • Data
  • Reportase
    • Artikel
    • Serial
    • In Depth
    • Berita Video
    • Cerita Foto
    • Live!
  • Ragam
    • Budaya
    • Pendidikan
    • Lingkungan
    • Sports
    • Histori
    • Catatan Netizen
  • Data
    • Infrastruktur
    • Industri
    • Statistik
    • Kode Pos
    • Rumah Sakit
    • Rumah Susun
    • Tokoh
    • Wilayah
    • Situs Sejarah
    • Seni
  • Partner
    • VOA Indonesia
    • BenarNews.org
  • Yang Lain
    • Tentang Kami
    • Disclaimer
    • Privacy Policy
    • Pedoman Media Siber
Sudah Punya Akun di GoWest.ID? Sign In
Ikuti Kami
  • Advertorial
© 2016 - 2024 Indonesia Multimedia GoWest. All Rights Reserved.
Serial

Angin Kencang dan Gelombang Tinggi yang Membuat Gusar

Air Raja, Pulau Para Transmigran (1)

Admin
Editor Admin 2 tahun lalu 728 disimak
Sebar
Daftar Gambar 1/3
IMG_20230528_10563240-768×432-1
IMG_20230528_10542620-768×432-1
IMG20230520112143-960×1000
312
SEBARAN
ShareTweetTelegram

KABAR tentang angin kencang yang mendadak muncul hari ini, membuat saya gusar. Perangkat dokumentasi sudah lengkap. Tinggal dibawa untuk berangkat. Anak saya, Yodha, juga sudah bolak-balik dari kamar ke teras, memperhatikan diskusi saya dan Domu yang belum juga selesai.

Oleh : Bintoro Suryo


“Kapan berangkatnya, bah?” tanyanya.

“Pak Madi nggak bisa pak. Katanya mulai subuh tadi, angin mendadak kencang, tinggi gelombang laut naik. Dia takut”, kata Domu sambil menutup ponsel pintarnya.

Pak Madi adalah tekong perahu motor langganan kami jika ingin berkeliling ke pulau-pulau sekitar Batam. Dia warga di kampung Teluk Lengung. Sebuah pemukiman tua di bibir laut Duriangkang yang kini sudah dibendung jadi danau air tawar.

Pak Madi orang Melayu, tapi bukan warga asli Kepulauan Riau. Asalnya Tembilahan, tapi sudah merantau ke kawasan itu sejak akhir dekade 90-an. Ia menikah dengan penduduk asli di Teluk Lengung dan menetap di sana.

“Aduh, masa harus tunda sabtu depan lagi? Kita coba langsung ke Punggur Dalam (kampung tua lainnya di Batam, pen.). Mungkin ada tekong yang berani dengan kapal yang lebih besar”, kata saya, akhirnya.

Kami ingin ke pulau Air Raja. Sebuah pulau kecil di pesisir gugus pulau utama ; Batam – Rempang – Galang. Luasnya sekitar 5 km2.

Ada dua cerita yang ingin kami ketahui lebih jauh di sana ; 1). Tentang perigi yang kabarnya merupakan peninggalan seorang raja di masa lalu dan 2). Kisah kehidupan para transmigran yang sempat ditempatkan di pulau itu pada era Orde Baru.

Apa benar itu perigi peninggalan masa lalu sang raja? Dan, bagaimana kabar terkini kehidupan para transmigran yang sebagian besar didatangkan dari pulau Jawa tersebut di sana?

“Itu si Febri juga sudah datang”, kata Domu sambil menunjuk anggota tim kami lainnya yang baru tiba pagi itu.

“Kita berangkat sekarang saja, takut kemalaman nanti”, katanya lagi.

Kami memutuskan berangkat ke pulau Air Raja. Saya, Domu, Yodha dan Febri. Semuanya anak muda, kecuali saya.


“Turun aja dulu, Mu. Tanya, ada yang berani antar kita ke sana, nggak? Barang di mobil dulu”, kata saya ke Domu begitu kami tiba di pelabuhan rakyat kampung tua Punggur Dalam.

Yodha dan Febri ikut turun. Saya menunggu di mobil. Sekitar sepuluh menit, Domu kembali.

“Bisa, pak. Ada yang mau nganterin ke Air Raja”, kata Domu sambil menyebut nominal harga yang diminta si tekong calon pembawa kami.

“Oke, mu. Saya cari tempat parkir dulu”.

Lumayan sulit mencari tempat parkir kendaraan. Apalagi untuk roda empat di kawasan ini. Situasi kampung yang ekonominya bergantung pada kegiatan bongkar muat barang di pelabuhan rakyat itu, begitu ramai.

Saya akhirnya menemukannya, satu slot tersisa di seberang restauran Sea Food River Side. Ada tulisan yang tertera di sana; bukan parkir umum. Itu slot kendaraan untuk parkir tamu mereka.

“Ah, sudah lah. Di sini aja. Lahan publik juga ini”, begitu pikir saya, saat melihat lokasinya persis di pinggir jalan umum.


“Yang mana perahunya?” tanya saya ke Domu begitu tiba di pelantar beton pelabuhan rakyat ini.

“Yang ini, bang, ini”, teriak seorang pria dari jejeran perahu-perahu bermesin tempel.

Domu tersenyum. Perahu yang ditunjuk si pria berbahan fiberglass. Ukurannya kecil, sangat kecil. Hanya cukup dinaiki empat penumpang dengan satu tekong di bagian belakang untuk mengendalikan mesin motor.

“Lebih kecil dari punya pak Madi, pak. Tapi dia bilang aman”, kata Domu seperti berbisik di sebelah saya.

Saya tersenyum kecut. Kami berempat bukan perenang ahli. Untuk sekedar mengapung di kolam renang saja, keempat-empat kami kesulitan. Saya melihat ke laut, seperti kata pak Madi, angin bertiup kencang saat itu. Air laut terlihat beriak liar. Perahu fiberglass kecil yang ditunjuk pria itu terlihat bergerak-gerak terus, kiri dan kanan.

“Aman, bang?” Teriak saya ke pria tadi.

“Aman, ini tekongnya, udah pengalaman dia”, kata sang pria sambil menunjuk pria lainnya yang kelihatan lebih muda.

Agus, tekong perahu motor. © bintorosuryo.com/ disediakan oleh GoWest.ID

Kulitnya legam. Usianya saya prediksi tidak lebih tua dari pria pertama. Mungkin baru masuk usia kepala 3. Kiri kanan lengannya penuh tatto. Tak begitu jelas apa motifnya.

Dia tersenyum ramah begitu saya memandanginya.

“Sini, bang. Dari sini turunnya”, katanya sambil menunjuk anak tangga di salah satu bibir pelantar.

“Awas licin”, lanjutnya.

Febri saya minta turun duluan. Kemudian Yodha, Domu dan saya yang terakhir. Perahu fiberglass langsung bergerak oleng kiri dan kanan. Tapi sang tekong yang kemudian saya kenal bernama Agus, begitu sigap. Dua tangan legam kokohnya langsung bergerak sebagai jangkar, memegangi tiang-tiang perahu untuk menjaga kestabilan.

Tak lama, perahu yang kami tumpangi mulai bergerak.


“Lho, kok ke arah sini, bang?, teriak saya ke Agus saat perahu fiberglass yang dikemudikannya mengarah ke sebelah kiri pulau Kasam. Itu pulau kecil yang berada persis di hadapan kawasan Telaga Punggur.

Dari map yang saya buka di ponsel, seharusnya rute ke pulau Air Raja justeru di arah yang berlawanan.

“Kita lewat jalur memutar, bang”, teriak Agus dari belakang perahu. Suaranya berkejaran dengan suara mesin motor, angin kencang dan ombak.

Saya langsung melihat ombak di sekitar perairan yang beriak liar, angin juga kencang sekali. Kemudian melihat lagi ke map di ponsel. Perahu kecil yang kami tumpangi seperti melompat-lompat di atas gelombang laut.

Sepertinya Agus sengaja mengambil jalur memutar untuk menghindar dari perairan terbuka dengan ombak yang lebih besar. Ia memilih jalur di antara pulau-pulau kecil. Dari pesisir pulau Kasam, pria itu terus mengarahkan perahu fiberglass kecilnya menyisir pulau kecil lain. Perlahan, terlihat perahunya memutar ke arah sebenarnya, menuju pulau Air Raja.

Kami melintas persis di depan pulau Malang yang tak berpenghuni, kemudian pulau Kubung dan pulau Todak. Belakangan saya baru tahu, pria muda legam itu adalah warga pulau Kubung. Pulau yang dihuni suku laut, hampir seluruhnya.

Ini memang perairan Agus. Pantas saja pria di pelabuhan rakyat tadi menyebut Agus sudah sangat berpengalaman.

“Seperti ditabrak-tabrakkannya aja ombak ini, pak”, kata Domu cemas di atas perahu.

Saya tersenyum, agak kecut juga, mengingat kami berempat tidak bisa berenang. Perahu terus melompat-lompat di atas gelombang. Dari kejauhan, mulai terlihat pulau Air Raja. Tapi saya percaya, Agus bisa membawa kami dengan selamat sampai ke tujuan.

“Kita mendarat di pelantar yang sebelah mana, bang”, teriak Agus ke saya begitu perahu semakin mendekati pulau Air Raja.

Ada dua pelantar yang biasa digunakan untuk berlabuh warga. Agus menunjuk lokasi pelantar pertama dan kedua yang berjarak sekitar 100 meter satu dengan lainnya. Pada pelantar pertama, langsung terlihat jalan menanjak untuk menuju ke bagian dalam pulau. Sementara pada pelantar kedua, jalannya agak landai menuju bagian dalamnya.

“Itu, yang ada jalan menanjak, kita ke sana aja”, teriak saya ke Agus di belakang perahu.

Pelantar beton di dermaga rakyat pulau Air Raja. © bintorosuryo.com/ disediakan oleh GoWest.ID

Dari literasi yang saya baca, lokasi perigi yang banyak dibicarakan orang itu, berada di sisi kanan jalur masuk ke pulau yang menanjak, tidak jauh dari pelantar tempat menambatkan perahu.

Agus langsung mengarahkan perahunya ke pelantar yang saya maksud.

(*)

Bersambung , Selanjutnya : Bakri, Kepala Desa Terakhir Air Raja - Air Raja, Pulau Para Transmigran (2)
Penulis/ Videografer: Bintoro Suryo – Ordinary Man. Orang teknik, Mengelola Blog, suka sejarah & Videography.
Artikel ini pertama kali terbit di : bintorosuryo.com

Pilihan Artikel untuk Anda

Anak Meninggal Dunia Setelah Dirawat di RSUD Embung Fatimah, Berikut Penjelasan Pihak RSUD

Walikota dan Wakil Walikota Batam Terima Gelar Dato’ dari LAM Kota Batam

BP Batam Lantik 23 Pejabat Struktural Baru

Ribuan ASN Dilibatkan Dalam Aksi Goro Masal Pemko Batam

Imigrasi Batam Deportasi 16 Orang WNA Asal Myanmar

Kaitan Air raja, batam, kepri, pulau, sejarah, Transmigrasi
Admin 23 Maret 2025 23 Oktober 2023
Apa yang anda pikirkan
Suka sekali1
Sedih0
Gembira0
Tal peduli0
Marah0
Masa bodoh0
Geli0
Artikel Sebelumnya Pria India dan Sarapan Prata-nya
Artikel Selanjutnya BP Batam Promosikan Kota Batam di Trade Expo Indonesia 2023
Tinggalkan Komentar

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

APA YANG BARU?

Dorong Kerjasama Danantara dan Temasek, Prabowo Berharap Bisa Membantu Pengembangan KEK BBK
Artikel 50 menit lalu 39 disimak
Anak Meninggal Dunia Setelah Dirawat di RSUD Embung Fatimah, Berikut Penjelasan Pihak RSUD
Artikel 3 jam lalu 57 disimak
Walikota dan Wakil Walikota Batam Terima Gelar Dato’ dari LAM Kota Batam
Artikel 9 jam lalu 71 disimak
BP Batam Lantik 23 Pejabat Struktural Baru
Artikel 21 jam lalu 277 disimak
Ribuan ASN Dilibatkan Dalam Aksi Goro Masal Pemko Batam
Artikel 1 hari lalu 106 disimak

POPULER PEKAN INI

BP Batam Lantik 23 Pejabat Struktural Baru
Artikel 21 jam lalu 277 disimak
Proyek Estuari DAM: Pemprov Kepri Kaji Bendung Laut Senggarang
In Depth 4 hari lalu 239 disimak
Penyelundupan Narkoba Cair, WNA Malaysia Ditangkap di Pelabuhan Sri Bintan Pura
Artikel 4 hari lalu 220 disimak
Dua Tersangka Jambret Ditembak Polisi di Batam
Artikel 4 hari lalu 206 disimak
Program Perlindungan untuk Pekerja Transportasi Informal Jangkau 6.945 Orang di Batam
Artikel 5 hari lalu 195 disimak
- Pariwara -
Ad imageAd image
about us

Kami berusaha menjadi CITIZEN yang netral dan objektif dalam menyampaikan pandangan serta pikiran tentang apapun di dunia ini.

  • Tentang Kami
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
Ikuti Kami
© Indonesia Multimedia GoWest 2025. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?