CAPAIAN vaksinasi Covid-19 untuk kelompok lanjut usia (lansia) di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) terhambat akibat pemahaman yang keliru.
Menurut Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Kepri, Tjetjep Yudiana, dari awal masyarakat, khususnya para lansia sudah menyerap informasi yang salah, misalnya kalau lagi sakit tidak boleh vaksin. Dan yang paling berbahaya itu, informasi hoaks soal vaksin menyebabkan cacat atau kematian.
“Informasi yang keliru itu diperoleh anggota keluarga dari media sosial, kemudian disampaikan kepada orangtua atau kakek dan neneknya secara lisan,” kata Tjetjep di Tanjungpinang, dikutip dari Antara, Rabu (24/8/2022).
Padahal, sambung Tjetjep, sebenarnya lansia yang dalam kondisi sakit karena tua, namun tensi darahnya masih normal, diperbolehkan untuk vaksin.
Selain itu, lanjutnya, anggota keluarga ada juga yang menganggap vaksin itu tidak dibutuhkan untuk lansia karena tidak beraktivitas di tempat keramaian. Padahal anggota keluarga lainnya beraktivitas di luar rumah, kemudian berinteraksi dengan lansia tersebut.
“Informasi yang keliru tersebut harus diperbaiki melalui sosialisasi secara masif. Pemerintah kabupaten dan kota perlu melibatkan camat, lurah, RW dan RT untuk memberi informasi yang benar serta mendorong para lansia suntik vaksin,” ujarnya.
Mantan Kepala Dinas Kesehatan Kepri itu mengungkapkan jumlah lansia yang sudah vaksin Covid-19 dosis pertama sebanyak 73.989 orang atau 84,92 persen. Sisa target lansia yang belum divaksin 14.593 orang.
Sementara vaksin dosis kedua sebanyak 63.152 orang atau 72,48 persen, dan dosis ketiga 31.552 orang atau 36,21 persen.
Ia mengatakan dari data Satgas Penanganan Covid-19 Kepri itu terlibat bahwa capaian vaksinasi dosis ketiga atau penguat masih relatif sedikit.
“Ada pendapat yang keliru juga kalau sudah vaksin pertama atau kedua, tidak perlu vaksin lagi karena sudah terbentuk kekebalan tubuh secara permanen. Yang benar itu, masa efektivitas vaksin hanya 3-6 bulan, selanjutnya perlu vaksin ketiga,” ucapnya.
Tjetjep mencontohkan dirinya yang suntik vaksin penguat atau booster pada Februari 2022. Masa efektivitas vaksin membentuk kekebalan tubuhnya sudah habis karena sudah melewati enam bulan.
Vaksin Covid-19 berbeda dengan vaksin lainnya, misalnya vaksin cacar, yang masa efektivitasnya seumur hidup.
“Saya harus lebih waspada dalam berinteraksi karena masa efektivitas vaksin di dalam tubuh saya sudah habis. Saya masih menunggu vaksin keempat dari pemerintah pusat, yang sekarang masih difokuskan untuk tenaga kesehatan,” tuturnya.
Secara umum, kata dia, capaian vaksinasi covid-19 di Kepri lebih tinggi secara nasional. Capaian vaksin dosis pertama sebanyak 1.778.321 orang atau 98,65 persen, vaksin kedua 1.536.849 orang atau 85,25 persen, dan vaksin ketiga 709.218 orang atau 51,64 persen.
“Sebanyak 4.711 orang atau 33,36 persen tenaga kesehatan sudah ‘booster’ kedua,” katanya.
(*)